Pacu Daya Saing Jateng

Sabtu, Mei 19, 2012 0 Comments

Hj Novita Wijayanti SE MM. FOTO: Wahyu/Davinanews.com
DALAM perspektif sejarah, kebangkitan nasional yang diformalkan oleh negara pada 20 Mei 1908 menjadi momentum penting bagi eksistensi bangsa Indonesia. Saat itulah Boedi Oetomo sebagai cikal-bakal organisasi modern pertama lahir.

Kebangkitan nasional pada era itu memiliki makna bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Sebuah cita-cita yang kemudian dipertegas dalam momentum Soempah Pemoeda 1928. Seiring dengan dinamika waktu dan perkembangan persoalan kebangsaan saat ini, kebangkitan nasional perlu mendapat pemaknaan ulang, dikaitkan dengan konteks kekinian.

Pendiri bangsa ini telah memberikan acu­an atas tujuan bernegara sebagaimana dalam Pembukaan UUD 1945. Ketika tujuan bernegara itu belum secara optimal terwujud, atau bahkan melenceng dari tuju­annya, semangat kebangkitan nasional berarti semangat untuk kembali membangun bangsa sesuai dengan tujuan bernegara.

Kebangkitan nasional saat ini adalah semangat membangun bangsa sesuai de­ngan konsep ideal. Dalam level lokal berarti semangat membangun daerah sesuai de­ngan potensi dan persoalan yang di­miliki mengingat sis­tem desentralisasi memberi kewenangan se­k­aligus tanggung jawab lebih besar kepada daerah.

Denis Goulet da­lam Development Ethics, a Guide to The­ory and Prac­tices memandang pembangunan sebagai proses multidimensional yang menyebabkan perubahan besar dalam struktur sosial, kelembagaan, pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat ketimpangan, dan penurunan tingkat kemiskinan.

Pembangunan berintikan tiga aspek. Pertama; kehidupan yang layak sandang, papan, pangan, pendidikan, dan kesehatan. Dibandingkan dengan kondisi masyarakat pada awal kemerdekaan, pembangunan ki­ta mampu membawa ke kondisi yang lebih baik. Namun dalam komparasi dengan bangsa-bangsa lain kita perlu kembali menengok kondisi itu.

Pelayanan pendidikan dan kesehatan belum sepe­nuhnya bisa diakses oleh ma­syarakat se­cara mudah, murah, dan ber­kualitas. Pa­da level pembangunan antardaerah, kesenjangan pelayanan pendidikan dan kesehatan belum sepenuhnya bisa diperoleh masyarakat. Ada rentang kualitas indeks pembangunan manusia (IPM) yang cukup lebar antar satu daerah dan daerah lainnya.

Membangun Jateng

Indeks pembangunan manusia Indo­nesia berada di peringkat ke-124 dari 187 negara. Di ASEAN kita tertinggal dari Si­ngapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Kita hanya unggul jika dibandingkan dengan Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar.

Dalam aspek ini, kebangkitan nasional kemudian bermakna semangat untuk bangkit mengejar ketertinggalan, baik pada level lokal, regional, maupun internasional. Bahwa pembangunan untuk kehidupan yang layak masih perlu kita tingkatkan.

Kedua; harga diri, yaitu orang tidak merasa tercabut dari akarnya, atau masih memiliki identitas dengan jati diri dan budayanya. Sistem pembangunan kita selama ini kurang mampu membangun self esteem yang kuat. Krisis identitas, melunturnya budaya bangsa, meredupnya nilai-nilai kearifan lokal adalah bukti dari hal tersebut.

Dalam aspek budaya misalnya, kegotongroyongan yang menjadi salah satu identitas kita mulai luntur, sementara pada saat yang sama semangat individualisme dan egoisme lebih mengemuka. Self esteem bukan berarti antibudaya luar melainkan bagaimana kita memiliki jati diri kuat sebagai bangsa di tengah gempuran budaya asing. Kebang­kitan nasional kemudian bermakna perlunya memperkuat jati diri sebagai satu kesatuan masyarakat In­donesia.

Ketiga; kebebasan dari perhambaan. Pembangunan idealnya mampu mele­paskan diri dari ketergantungan, menjadi makin mandiri. Kebangkitan dalam aspek ini adalah bangkit untuk makin mandiri, melepaskan ketergantungan dari bangsa lain menuju bangsa yang lebih bermartabat. Kebangkitan nasional dalam level daerah, berarti membangun Jateng supaya lebih mandiri dan berdaya saing tinggi. 






Penulis: Hj Novita Wijayanti SE MM

Ketua Komisi C DPRD Jawa Tengah, Ketua DPD KNPI Jawa Tengah

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.