Padangpanjang Dijuluki Kota Sehat Oleh WHO
Program kesehatan di Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, menjadi percontohan bagi World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia.
"Pembuktian kesuksesan program kesehatan itu ditandai dengan dimintanya Wali Kota Padangpanjang Suir Syam sebagai pembicara oleh WHO di Yangon, Myanmar, 24 April lalu," kata Kabag Humas Setdako Padangpanjang Ampera Salim.
Tampilnya Suir Syam menjadi penyaji di Myanmar dalam bahasa Inggris, karena Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sangat terkesan dengan program kesehatan Kota Padangpanjang yang telah banyak mengukir prestasi.
Suir Syam diundang langsung Kantor Perserikatan ASEAN di Kuala Lumpur atas rekomendasi Kemenkes RI dengan biaya tanggungan WHO, bersama sembilam pembicara lainnya di ASEAN.
Hadir pada kesempatan itu perwakilan negara ASEAN, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunai Darussalam, Myanmar, Laos, Kamboja dan Vietnam.
Wali Kota Padangpanjang tampil sebagai pembicara dari Indonesia dan merupakan satu-satunya kepala derah yang mewakili negaranya.
"Sedangkan negara lain hanya diwakili para praktisi kesehatan dari departemen dan perguruan tinggi," tambahnya.
Selain ke Myanmar, Suir Syam juga diundang sebagai pembicara dalam masalah kesehatan ke Brazil dan berbagai daerah di nusantara, seperti Makasar, Manado, Balikpapan, Pontianak, Mataram, Denpasar, Bandung, Bogor, Jakarta, Medan, Palembang, dan Yogyakarta.
Memiliki julukan kota sehat, Padangpanjang kini sudah mendunia. Setidaknya untuk kawasan ASEAN, kota ini sudah dikenal sebagai kota sehat, kota tertib rokok dan kota bebas penyakit tidak menular.
Kota berhawa sejuk yang berjarak sekitar 60 kilometer arah utara Kota Padang ini, menjadi tempat rujukan bahasan tentang kesehatan tingkat nasional mulai diukir oleh Suir Syam yang saat ini berpasangan dengan Wawako Edwin, sejak membangun rumah sakit berstandar internasional.
Tidak hanya itu saja, berbagai program kesehatan pun ditawarkan, seperti berobat gratis dengan memberikan asuransi kepada seluruh masyarakat dan pemberlakukan daerah kawasan tertib rokok dan kawasan tanpa asap rokok.
Program kesehatan yang dijalankan Syuir Syam awalnya mendapat berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, justru mampu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
"Kini tidak ada lagi pro kontra tentang program kesehatan yang dicetuskan oleh mantan Direktur Rumah Sakit Achmad Muchtar itu, satu persatu mulai mengacungkan jempolnya," katanya.
Padangpanjang yang dulu dikenal sebagai kota perlintasan, kini telah berubah jadi kota tujuan untuk program kesehatan, pendidikan dan ekonomi kerakyatan.
Program pencegahan penyakit tidak menular di Padangpanjang dijadikan percontohan dan pilot proyek di Indonesia.
Dengan keberhasilan pelaksanaan program ini di Padangpanjang, WHO berpendapat perlu disebarluaskan dan dikembangkan di negara-negara lain, seperti kawasan ASEAN.