Pernyataan Maaf Presiden Tak Hentikan Kasus HAM 1998

Sabtu, Mei 12, 2012 0 Comments



Ilustrasi setiap Kamis di depan Istana Negara
Ilustrasi setiap Kamis di depan Istana Negara (sumber: Jakarta Globe)
Para pelanggar HAM justru mendapatkan jabatan strategis seperti Hendropriyono di BIN.  

Rencana  permintaan maaf presiden terhadap korban-korban pelanggaran Hak Asasi  Manusia (HAM) hingga saat ini masih dianggap rumor. Hal  ini dinilai itikad baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jika dilakukan dengan  tulus. Permintaan maaf diminta tak menghentikan tindaklanjut  transparasi pengungkapan kasus pelanggaran HAM Trisakti dan Tragedi Mei  1998.

"Di internal kami setahun lalu ada yang  mengungkapkan yakni Albert Hasibuan dan Denny Indrayana yang mengatakan  ada kesediaan sampaikan maaf tapi proses dan bagaimana belum jelas," kata  Yati Andriyani, Kepala Divisi Pemantauan Impunitas KontraS saat  konferensi pers di kantornya hari ini.

KontraS  berharap jika presiden meminta maaf terkait penyelesaian kasus HAM ini  tak berarti mengisyaratkan pemerintah menyerah mengusut berbagai  kasus pelanggaran seperti kasus Trisakti, Mei 1998 dan Talangsari.

Selain itu KontraS menyoroti tim yang dibentuk presiden tahun lalu  yang dimandatkan untuk menyelesaikan kasus-kasus itu dan dipimpin oleh  menteri kordinator politik hukum dan HAM. Namun hingga setahun ini hasil  kerja tim tersebut dinilai tak menunjukkan hasil.

"Hasil kerja dari tim kemenkopolhukam berharap tidak menjadi medium untuk pemutihan pelanggaran HAM," lagi kata Yati.

Dalam  kesempatan sama, Edwin Partogi, Aktivis 98 yang turut dalam  konferensi pers  menyayangkan macetnya  penyelesaian kasus-kasus  pelanggaran HAM. Menurutnya, penguasa saat ini tak lebih baik dari  Soeharto. Padahal sudah ada kebebasan pers yang menekan pemerintah.

"Ini  baru muncul rumor bahwa presiden akan nyatakan permintaan maaf,  permintaan maaf saja apa cukup? tentu jauh dari cukup," kata Edwin.

Bahkan  para pelanggar HAM kata Edwin justru mendapatkan jabatan strategis di  pemerintahan. Seperti Hendropriyono yang memimpin Badan Intelijen  Negara (BIN) dan Sjafrie Sjamsoeddin yang kini menjadi wakil menteri  pertahanan.

"Walaupun ada kata maaf maka kami ingin hadir  dengan ketulusan bukan pencitraan, permintaan maaf enggak masalah asal  disampaikan tulus," tutupnya.

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.