Polda Metro: Mahasiswa Harus Belajar Demo pada Buruh
Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya), Inspektur Jenderal Polisi, Untung S Rajab, menuturkan aksi damai buruh dalam memeringati hari buruh internasional (May day) patut menjadi contoh.
"Kemarin, semuanya, masyarakat, mahasiswa harus belajar kepada buruh kalau mau unjuk rasa. Ini negara demokrasi. Kita mesti belajar hal yang baik. Kalau tidak, kita mundur terus berdemokrasi. Ini (aksi damai buruh) adalah sebuah keteladanan. Harus kita akui dan acungi jempol," ujar Untung di Mapolda Metro Jaya hari ini.
Dikatakan Untung, komunikasi dan koordinasi merupakan hal yang perlu dilakukan untuk menciptakan keamanan dan ketertiban.
"Bukan sekali ini saja Polda Metro Jaya melakukan pertemuan dengan kelompok buruh. Memang seharusnya koordinasi terus," terangnya.
Untung mengucapkan terima kasih, karena tak ada insiden dalam menjalankan aksi damai, Selasa (1/5).
"Saya ucapkan terima kasih dalam menyampaikan aspirasi itu tak ada insiden yang terjadi," tandasnya.
Presiden SPSI, Andi Gani Nena Wea, mengatakan dalam unjuk rasa terkait mayday, sekitar 100 ribu buruh turun ke jalan. Aksi buruh di Indonesia merupakan terbesar di dunia, sama dengan Kuba.
"Kami tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI), sebuah organisasi besar dengan anggota 8 juta seluruh Indonesia. Kemarin, 100 ribu orang turun dalam aksi may day dengan 3.217 bus masuk Jakarta. Ini adalah sejarah baru. Gerakan buruh Indonesia terbesar, sama dengan Kuba. Media asing Aljazirah dan televisi Singapura mengatakan, kendati besar demo ini teraman di dunia," katanya.
Andi mengungkapkan, dalam melakukan unjuk rasa tak perlu dengan aksi kekerasan atau tindakan kriminal. Namun, yang terpenting tuntutan atau aspirasi buruh didengar dan diimplementasikan.
"Tidak ada niat buruh menggoyang pemerintahan ini. Buktinya, dengan kekuatan besar tidak terjadi apa-apa. Satu pot bunga pun tidak hancur di Jalan Thamrin dan Sudirman. Sebelumnya, kami juga sudah memberikan garansi penuh, tak akan ada apa-apa dengan Jakarta. Buat kami yang terpenting aspirasi buruh dilaksanakan," terangnya.
Pada kesempatan sama, Sekretaris Jenderal KSPI Muhammad Rusdi, menegaskan aksi buruh kemarin murni dari buruh, oleh buruh, dan untuk buruh. Tak ada kepentingan atau dibiayai pihak lain.
"Buat kami yang terpenting adalah bukan rusuh. Yang terpenting pesan-pesan yang kami sampaikan dalam aksi kemarin, yaitu bagaimana ada sebuah perubahan nasib bagi kaum buruh bisa terlaksana. Kemarin banyak kritikan-kritikan dari pihak-pihak yang tidak senang dengan aksi damai kami dan mengatakan, aksi kami dibiayai oleh pemerintah atau Kapolda. Kami tegaskan, aksi kami murni dari buruh, oleh buruh, dan untuk buruh," tegasnya.
Rusdi menyebutkan, untuk mendanai aksi may day pihaknya patungan. Bahkan, hingga saat ini masih ada utang yang belum terselesaikan.
"Kami patungan dan sampai hari ini kami masih utang kepada berbagai mitra dalam aksi may day kemarin," katanya.
"Dana kami kemarin itu sampai miliaran . Semua dari patungan anggota. Kami kumpulkan Rp 10 ribu-30 ribu per anggota. Hitung saja kalau dikalikan 8 juta anggota. Jadi, kalau ada anggapan kami ditunggangi kepentingan politik atau apa pun, itu tidak benar," timpal Andi.