Relawan Sendal Jepit dan Makam Keramat Gunung Salak

Senin, Mei 21, 2012 0 Comments



Tim SAR dari TNI mencari jenazah dan kotak hitam di puing puing pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. FOTO: AFP
Tim SAR dari TNI mencari jenazah dan kotak hitam di puing puing pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. FOTO: AFP
Ada sejumlah makam keramat di sekitar puncak Gunung Salak.

Dari ribuan anggota SAR, satuan TNI/Polri, PMI, pecinta alam yang mendukung operasi evakuasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Rabu (9/5) peran warga setempat tentu sangat penting.

Tanpa peran mereka, evakuasi di medan seberat Gunung Salak tidak mungkin berjalan dengan baik.

Salah satu relawan lokal yang turut membantu ialah Hendra, 30.  Warga asli Desa Cipelang, Cijeruk, Bogor, ini sudah menganggap gunung sebagai tempat permainan sejak kecil.

Ayah satu anak ini sehari-hari berusaha ternak ayam untuk menghidupi keluarganya.

"Saya awalnya tahu pesawat itu di dekat kampung saya jatuh pas hari Kamis (10/5)," jelasnya.

Lantas, Hendra yang masih berada di Citayam pada Kamis malam langsung meluncur ke Posko SMP 1 Pasir Pogor, Cijeruk tempat kegiatan pendukung SAR digelar.

Di sanalah Hendra yang dijuluki Jambrong oleh kawan-kawan di desanya, bertemu dengan para jurnalis.

Ia sempat ditunjukkan oleh kru TV swasta nasional, peta titik koordinat hilangnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak.

Berdasarkan pengalaman dan hitungan-hitungan kecepatan Sukhoi, Hendra memprediksi lokasi jatuhnya pesawat ada di antara puncak Salak 1 dan Salak 2.

"Antara Salak 1 ke Salak 2 ada 7 bukit. Saya memperkirakan lokasi pesawat jatuh di sekitar bukit 4 dan 5. Ternyata memang benar," ujarnya.

Regu SAR awal pada Kamis itu memang sudah melihat reruntuhan pesawat di tebing curam sedalam 500 meter dari Puncak Manik (Salak 1). Ketinggian lokasi sekitar 2.086 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Lokasi itu, menurut Hendra, tidak jauh dari Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang. Artinya, jalur evakuasi bisa melalui Cipelang atau Cimelati (Cigombong).

Padahal sebelumnya, pada Kamis dan Jumat, tim SAR masih mencari beberapa jalur evakuasi mulai dari Cidahu, Loji, Cigombong hingga akhirnya yang terdekat di Cipelang, Kecamatan Cijeruk.

Jumat, Hendra ditawari memegang kamera genggam (handy cam) oleh kru TV nasional, karena mereka tidak sanggup mendaki ke atas.

"Akhirnya Sabtu pagi saya berangkat ke atas dengan meminta izin ke pasukan Brimob Kedunghalang pimpinan pak Trisno untuk mengambil gambar ke lokasi."

Hendra mendaki ke atas bermodal sandal jepit, topi dan jaket serta bekal seadanya seperti snack dan air mineral 600 ml.

Di tengah jalan, rupanya ia dimintai tolong untuk membantu menemukan dua wartawan Balipost dan Detik.com yang tersesat sejak hari Jumat.

"Mereka terpisah dari rombongan yang mau turun ke Posko Embrio. Tadinya mereka suruh lapor, eh malah nyasar. Akhir saya tuntun mereka agar menyusuri aliran air ke bawah. Sampai ketemu kita akhirnya," jelasnya

Sampai puncak Manik sekitar jam 14.00 WIB dan sudah banyak tim SAR yang terdiri dari Kopassus, Kopaskhas, Brimob, dan Marinir.

Hendra mengaku belum ada satu pun wartawan di sana. Akhirnya, dia turun ke bawah dibekali tali dan merekam lokasi kejadian.

Perasaan dia sempat sedih melihat kondisi jasad korban yang sebagian berserakan di pohon dan lainnya ada tertimbun tanah. Namun Hendra tidak mau digelayuti takut berlebihan. Sekitar 1 jam ia di lokasi.

"Saya cuma bilang Bismillah dan zikir sebelum berangkat serta izin sebagai cucunya Mbah Gunung Salak," katanya ia juga diingatkan tim SAR untuk tidak menyentuh apa pun di lokasi.

Hendra menyaksikan potongan setengah kabin cockpit, kursi pilot dan parasut warna oranye yang tergantung di pohon dengan posisi tali di atas dan payung menjuntai ke bawah.

Bagi Hendra, meski sempat ikut membantu operasi SAR beberapa kali seperti pesawat Cessna tahun 2008 yang tidak jauh dari lokasi Sukhoi, ini pengalaman pertama mengambil gambar.

"Seumur-umur baru pegang handy cam, kang. Saya cuma diajarin lima menit sama produsernya TV," urainya.

Menelusuri Gunung Salak memang hal biasa bagi Hendra, medan jalur yang rapat dengan akar belukar pepohonan menjadi. "Asalkan enggak ketemu ular saja. Untung saja selama ke atas, gak ada."

Makam keramat

Bagi warga sekitar Gunung Salak, perbatasan Bogor-Sukabumi, ada sejumlah makam keramat para leluhur (karuhun) berilmu sakti di puncak gunung itu.

"Iya di puncak Manik ada makam Mbah Syekh Hasan Basri. Saya dua kali pernah ziarah ke sana," jelasnya.

Seorang tokoh masyarakat setempat, Rasman Abdullah, 42, mengingatkan para pendaki maupun tim SAR yang ke lokasi agar tidak berbicara dan berlaku sembarangan.

Tidak jauh dari makam Mbah Salak atau Hasan Basri, letaknya agak di bawah Puncak Manik, ada satu makam lagi.

Diduga itu adalah petilasan Eyang Suryakencana. Di bagian selatan Gunung Salak, daerah Cidahu, terdapat pula makam keramat Eyang Santri. Kemudian di sekitar Curug Sereh ada pula kuburan  Eyang Caru Ngangkang.

Di daerah Batu Julang, Tenjolaya, terdapat makam Eyang Baping Mala.

Tanpa ritual dan tawasulan bersama para kuncen dan tokoh masyarakat setempat, Rasman menerangkan tim SAR sejak Jumat mungkin tidak akan berhasil mengevakuasi para korban hingga tuntas pada Kamis (17/5).

Awan mendung dan kabut berpindah dari puncak Salak ke lokasi lain pada Sabtu dan Minggu sehingga evakuasi maksimal pada hari itu. Puluhan korban dapat dievakuas hingga Black Box pada Selasa (15/5) pagi.

Selain medan yang berat, cuaca buruk menjadi salah satu halangan. Kabut yang menyelimuti Gunung Salak sulit diprediksi.

Kendala itu juga yang membuat proses evakuasi Black Box dari dasar tebing hingga ke Posko Embrio oleh regu Kopassus pimpinan Lettu Taufik Akbar mencapai 11 jam. Proses mengangkatnya dari bawah ke posko Puncak Salak 1 mencapai tujuh jam sambil bergelantungan di tali.

Seorang anggota POM TNI AU dari Lanud Atang Sanjaya menjelaskan, selama ini pun, latihan terbang oleh mereka tidak pernah melewati tengah-tengah pun antara tiga puncak Gunung Salak.

"Kami selalu memutar di sisi lainnya. Itu syarat dan kelaziman di sini. Entah kenapa pilot Sukhoi nekat ke daerah ini," urainya.

Follow Da Vina News on Twitter, become a fan on Facebook.

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.