Sosok Rusia di Kampung Sukhoi

Minggu, Mei 20, 2012 0 Comments



Tim SAR Rusia dengan membawa perlengkapan berjalan menuju lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di gunung Salak. FOTO: EPA/ADI WEDA
Tim SAR Rusia dengan membawa perlengkapan berjalan menuju lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di gunung Salak. FOTO: EPA/ADI WEDA
Tim Rusia kerap menyedot jatah air mandi dan cuci di WC sekolah.

"Ayo mister, mister foto," ujar kawanan murid perempuan SMP 1 Pasir Pogor merayu tiga anggota Tim SAR Rusia yang duduk-duduk di depan pintu masuk tenda mereka. .

Salah satu dari lima murid perempuan itu lantas gesit memakai kamera telepon seluler untuk mengabadikan momen langka itu.

Tiga pria Rusia bertubuh besar itu hanya menjawab oke dan tersenyum simpul mengiyakan ajakan para gadis itu.

"Thank you ya Bapak Mister," ujar sang gadis SMP tertawa riang. Sementara, sang Rusia cuma menatap biasa saja tingkah polah anak-anak itu.

Ya, SMP 1 Pasir Pogor, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sejak insiden jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia menjadi terkenal ke seantero dunia.

Sejak Minggu (13/5), wajah Desa Cipelang khususnya Kampung Pasir Pogor di punggung Gunung Salak diramaikan oleh wajah-wajah bule dan dingin khas Rusia.

Sebanyak 65 personil Tim SAR Rusia yang dipimpin Kolonel Mikhail Chupalenkov mendirikan Posko di SMP 1 itu.

Tim ini terdiri dari tim SAR, tim penyelidik kecelakaan, militer, medis, teknisi, logistik hingga jurnalis.

Peralatan yang mereka bawa cukup lengkap dan canggih dari mulai tenda peleton knock down yang tahan segala cuaca (mendirikannya harus dipompa dulu), toilet portable, peralatan SAR, gergaji mesin, alat komunikasi, genset hingga memboyong 2 unit helikopter super ringan BO-105 dan BK-117.

Tidak lupa, logistik dan personil juga diantar memakai satu truk logistik dan satu mobil MPV buatan Rusia.

Peralatan pendukung inilah yang menjadi andalan Rusia selama tergabung dalam Tim SAR gabungan yang dikoordinir Badan SAR Nasional (Basarnas).

Setiap gerak tim Rusia tetap di bawah kendali Indonesia.

"Tugas mereka hanya membantu pencarian puing pesawat yang dianggap penting bukan evakuasi korban," jelas Kepala Pengendalian Operasi SAR Gabungan Danrem 061/Suryakendana Kolonel (inf) AM Putranto.

Posko Cijeruk merupakan lokasi helipad dan pendukung logistik bagi tim evakuasi yang berada di puncak Gunung Salak 1.

Lalu lintas evakuasi diatur di lokasi ini.

Ihwal gegar budaya memang dialami para personil Rusia, mulai dari bahasa hingga soal kebiasaan gaya hidup maupun tata krama.

Bagi orang Indonesia maupun orang Sunda khususnya, saling menyapa satu sama lainnya adalah hal lumrah.

Seorang jurnalis foto nasional di Cijeruk menerangkan, pada hari-hari pertama, mereka sangat tertutup. Mengorek statement press pun sulit.

Para jurnalis yang membuka posko di sebelah tenda bahkan sempat jengkel karena tim Rusia kerap menyedot jatah air mandi dan cuci di WC sekolah.

Kehadiran Rusia menyedot sumber daya setempat. Tujuh tenda didirikan, Rusia di halaman SMP 1 Pasir Pogor, tiga di bawah helipad dan sisanya di halaman sekolah.

Penerjemah Tim Rusia, Syarifudin menerangkan, mereka awalnya mengaku rikuh ditonton puluhan warga.

Akan tetapi setelah diberi pengertian jika warga setempat ingin melihat berbagai alat teknologi, mereka memahami.

"Saya juga bilang ke mereka, orang sini tidak pernah melihat bule,," ujar Syarifudin.

Satu hal, Tim SAR Rusia ini mengaku nyaman dengan pengamanan oleh jajaran Danrem dan Polwil Bogor yang diberikan selama 24 jam.

Padahal awalnya mereka sempat khawatir akan keamanan tim.

Namun, dalam kondisi apa pun, karena ini misi negara, tidak boleh satu pun orang yang boleh masuk atau melongok ke dalam tenda Rusia.

Lambat laun, suasana mencair karena para kamerad maupun miss Rusia ini setiap hari hilir-mudik di depan. Sekalian melepas kejenuhan dari tugas.

Vladimir, anggota tim medis Rusia beberapa kali menyambangi posko jurnalis sambil bercanda dan mengisap rokok bersama para wartawan.

Bahasanya dia campur-campur Rusia, Jerman dan Inggris. Vladimir yang mengaku blasteran Jerman cuma bisa bilang,  'terima kasih.'

"Kami juluki saja dia Wawaw atau Wawan, dia senang saja," ujar jurnalis radio Elshinta.

Esok malamnya, tiga rekan datang lagi dan mengobrol bersama jurnalis lagi. Saat bicara soal olahraga tinju dan petenis cantik Maria Sharapova, mereka cepat merespons.

Sampai akhirnya jurnalis menawarkan barter koin Rp 500 perak dan emas dengan koin Rubel. Seorang kru SAR, Anatoli juga menawarkan biji-bijian hitam ke wartawan. Ternyata itu kuaci tapi rasanya hambar.

"Ooh this is from sun flower. Kuaci...," kata saya. Anatoli cuma mengangguk-angguk.

Begitulah. Kedisiplinan tim Rusia patut dicontoh, mereka tidak pernah membuang sampah sembarangan, semua dikumpulkan di plastik.

Satu hal, ada juga personil yang siap membersihkan WC sekolah agar tetap layak pakai.

Sampai saat ini, tim Rusia bertahan di Gunung Salak khususnya di Pasir Pogor karena pencarian komponen Black Box Sukhoi belum tuntas.

Kalau mereka tinggal lebih lama lagi, tidak mengherankan, ke depan, Kampung Pasir Pogor, Cipelang ini, akan dikenang sebagai 'Kampung Sukhoi'.

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.