58 Persen Warga Tidak Tahu Tanggal Pemilukada DKI
Pusat Kajian Politik FISIP Universitas Indonesia (Puskapol UI) menilai sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta belum tepat sasaran dan kurang masif.
Berdasarkan survei yang dilakukan sejak tanggal 24 Mei hingga 4 Juni 2012 kepada 594 responden, diindikasikan bahwa 65 persen responden mengaku tidak mengetahui jumlah peserta. Kemudian 64 persen responden tercatat belum tahu pengumuman pasangan calon. Selain itu, tercatat 57,9 persen mengaku belum mengetahui secara tepat jadwal pelaksanaan Pemilukada 2012.
Padahal pada 11 Mei 2012, KPU Provinsi Jakarta sudah mengumumkan enam pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub dan cawagub) yang lolos dalam Pemilukada DKI 2012.
Peneliti dari Puskaptis UI, Dirga Ardiansah menerangkan, rendahnya antusiasme dan optimisme warga, karena warga menganggap masih tingginya potensi kecurangan pada Pemilukada. Tercatat 55 persen responden pesimis pesta demokrasi 5 tahunan ini minim dari kecurangan dan korupsi. Bahkan 40,7 persen responden yakin akan ada praktek pembagian imbalan menjelang hari pemilihan.
Diungkapkannya, data menunjukkan kurang dari separuh responden (42 persen) yang dapat menjawab dengan benar pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Sementara lebih separuh tidak tahu atau salah dalam menyebutkan waktu pelaksanaan pemilukada (58%).
Responden cenderung menjawab bahwa pemilukada dilaksanakan pada Juli, namun salah dalam menyebutkan tanggal pelaksanaannya (tanggal 11).
“Temuan ini penting disikapi oleh KPU DKI dalam hal sosialisasi pelaksanaan pemungutan suara, apalagi akan dilaksanakan pada hari kerja yang diliburkan,” ujar Dirga.
Menurutnya, penyampaian informasi pemilukada adalah televisi sebagai sumber informasi utama. Televisi merupakan media yang sering ditonton, setidaknya 53 persen responden mengaku memperoleh informasi pelaksanaan pemilukada DKI dari televisi. Namun patut diduga adanya 47 persen responden yang tidak memperoleh informasi pemilukada melalui televisi disebabkan belum adanya iklan layanan masyarakat oleh KPU DKI yang secara luas disiarkan melalui televisi.
Koran tampaknya bukan sumber informasi utama bagi warga Jakarta. Hanya sebagian kecil yang mengaku memperoleh informasi pemilukada dari koran. Cukup menarik jika dibandingkan dengan media lainnya – kecuali televisi – terpaan spanduk/baliho relatif cukup baik. Terbukti 25 persen responden mengaku mengetahui informasi pemilukada dari spanduk/baliho di luar ruang.
"KPU DKI Jakarta harus meningkatkan kinerja sosialisasi Pemilukada kepada warga. KPU DKI harus lebih mensosialisasikan seperti jadwal, tahapan, dan figur calon, untuk meningkatkan partisipasi warga di hari mencoblosan," terangnya.
Selain KPU DKI Jakarta, masing-maisng kandidat harus berupaya semaksimal mungkin untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat. Mengingat pada Pemilukada DKI Jakarta kali ini, terdapat enam pasangan calon yang ikut bertarung. Sementara KPU DKI Jakarta hanya memberikan waktu 14 hari untuk berkampanye, yakni pada 24 Juni hingga 7 Juli 2012.
Namun demikian, sebanyak 42,5 persen responden menganggap KPU DKI Jakarta cukup dipercaya membantu hasil pelaksanaan Pilgub dengan baik. Responden juga menganggap Panwalu DKI Jakarta bisa membantu pelaksanaan Pilgub dengan baik, yakni sebanyak 45,1 persen.
Ketua Kelompok Kerja Sosialisasi KPU Provinsi DKI Jakarta, Sumarno menegaskan pihaknya telah bekerja secara maksimal dalam melakukan sosialisasi Pemilukada DKI 2012. Seluruh metode kegiatan sosialisasi, baik tatap muka hingga menggunakan media sudah dilakukan secara optimal.
“Kegiatan sosialisasi tatap muka telah dilakukan pada segmen pemilih penyandang kebutuhan khusus. Untuk pemilih pemula telah dilakukan cerdas cermat tingkat SMA, finalnya baru 13 Juni, kalangan mahasiswa lomba tulisah ilmiah seputar pemilukada. Kampung pinggiran kita adakan panggung hiburan rakyat yang ditengah-tengah acaranya kita sampaikan informasi pemilukada,” kata Sumarno.