Foke klaim Kemajuan Atasi Banjir dan Macet
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo (Foke), menyatakan optimis dapat mengatasi banjir dan kemacetan Jakarta pada tahun-tahun ke depan. Apalagi, ujar Foke, penanganan kedua masalah ibu kota itu cukup sukses selama lima tahun terakhir.
Menurutnya, banjir sudah berkurang sebesar 30 persen dan surutnya genangan rata-rata 50 persen lebih cepat dibanding kondisi pada 2007.
"Dalam upaya penanggulangan banjir, selama kurun waktu lima tahun terakhir, tercatat ada perubahan dan kemajuan yang signifikan," kata Foke, saat membacakan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) di Rapat Paripurna DPRD DKI, di Jakarta, Kamis (7/6).
Sejak akhir 2010, Kanal Banjir Timur (KBT) yang menyedot dan menampung 5 aliran sungai, yaitu Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat dan Kali Cakung telah dapat mengalirkan air hingga tembus ke laut.
Beberapa kawasan yang pada tahun-tahun sebelumnya sering menjadi langganan banjir, kini terbebas dari ancaman banjir yang setiap tahun terjadi, yaitu 30 persen kawasan timur dan utara Jakarta seluas 15.400 hektare yang dihuni oleh 2,7 juta penduduk
Kemudian Rehabilitasi Kanal Banjir Barat (KBB) yang hingga saat ini terus diupayakan melalui pengerukan, perbaikan tanggul, dan penataan tepian kanal sebagai ruang terbuka hijau, juga telah menunjukkan dampak yang positif bagi pengurangan kawasan rawan banjir di bagian barat Jakarta.
Usaha lain yang terus dilakukan untuk penanggulangan banjir adalah melalui pembangunan dan revitalisasi sistem polder berupa pembangunan waduk, pengadaan pompa, pembangunan pintu-pintu air pengendali banjir dan saringan sampah. Lalu normalisasi sungai dan saluran, antara lain dengan membangun sheetpile Kali Mookervart Hilir dan Saluran Tubagus Angke; perbaikan perkuatan tebing kali di aliran barat; pembersihan KBT dan 42 saluran/kali lainnya di 5 wilayah kota; serta pembangunan waduk dan situ.
"Melalui upaya ini telah dapat diturunkan lama genangan rata-rata 50 persen lebih cepat dibanding kondisi tahun 2007," ujarnya.
Kemacetan
Sementara untuk mengatasi persoalan kemacetan, kata bekas Sekretaris Daerah periode 1997-2002 itu, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya seperti peningkatan pelayanan busway di mana sejak 2007 sampai 2011 telah dibangun 4 koridor busway sepanjang 86,25 kilometer dan dilengkapi dengan 3 rute feeder busway. Sehingga total koridor busway yang dioperasikan menjadi 11 koridor sepanjang 183,6 kilometer. Sedangkan untuk mendukung operasionalnya, telah dilakukan penambahan 124 unit bus yang terdiri dari 55 unit articulated bus dan 69 unit single bus sehingga total armada busway yang beroperasi menjadi 554 unit.
Untuk 2012 ini, kata Foke, akan dilakukan pembangunan yakni 2 koridor ekstension Pulo Gadung–Bekasi dan Kali Deres-Tangerang, 4 rute feeder busway baru dan pengoperasian Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) Bekasi–Pulo Gadung, Bekasi–Kampung Rambutan dan Kali Deres-Tangerang, serta penambahan armada busway sebanyak 50 unit oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan 66 unit oleh operator.
"Upaya-upaya ini telah dapat meningkatkan penumpang busway dari 61,43 juta penumpang pada tahun 2007 menjadi 114,7 juta penumpang di tahun 2011," jelasnya
Sedangkan, guna meningkatkan aksesibilitas masyarakat dalam melakukan aktivitasnya, selama periode 2007-2011 telah dilaksanakan antara lain pembangunan dan peningkatan Jl. Joglo Raya, Jl. Kembangan Raya, jalan tembus/missing link Jl. Kelapa Gading menuju Terminal Pulo Gadung. Dimulainya pembangunan jalan sejajar KBT, serta memfasilitasi upaya swasta untuk pembangunan jalan, jalan tol dalam kota dan Pemerintah Pusat untuk penyelesaian JORR W2.
Disamping itu juga dilakukan pembangunan 2 ruas jalan layang non tol, yaitu jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang dan jalan layang non tol Antasari-Blok M, yang direncanakan selesai pada akhir tahun 2012.
"Hal lainnya yang patut sambut gembira adalah mimpi Kota Jakarta untuk memiliki sarana angkutan umum massal yang modern pasti akan terwujud. Pemikiran untuk membangun MRT yang sudah dicetuskan kurang lebih sejak 20 tahun yang lalu, akhirnya akan memasuki tahapan implementasi fisik yang direncanakan akan dimulai pada Oktober 2012. Ini adalah langkah awal menuju modernisasi sistem transportasi publik di DKI Jakarta," kata Foke.