Selebaran Jokowi Gagal di Solo Beredar di Tambora
Kampanye hitam kembali bermunculan di Jakarta menjelang pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) DKI 2012. Komisi Independen Pemantau Pemilu (KIPP) menemukan 2 ribu selebaran hitam putih yang berisi informasi negatif tentang calon gubernur incumbent Joko Widodo (Jokowi) di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Temuan tersebut langsung dilaporkan KIPP kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta hari ini, Kamis (7/6). KIPP langsung ditemui oleh Ketua Panwaslu DKI Ramdansyah yang berjanji akan menindaklanjuti temuan tersebut.
Dalam selebaran tersebut tertulis “Cerita baik tentang Solo ternyata kenyataannya buruk!!".
Ada enam poin keburukan Solo yang tidak diungkapkan oleh Jokowi. Diantaranya penduduk hanya 559.318, Solo masih macet, budaya korupsi tinggi di Pemerintahan Kota Solo. Pada 2010 Solo urutan ke 4 kasus korupsi terbanyak di Jawa Tengah.
Penduduk miskin di Solo pada 2009 sebanyak 107.000 jiwa naik mencapai 130 jiwa di tahun 2011, atau meningkat 4 persen. Setiap tahun Kota Solo mengalami banjir, bahkan rumah keluarga wakil walikota Solo kebanjiran pada Januari 2012.
Fakta buruk lain yang dituliskan dalam selebaran tersebut, yaitu tentang revitalisasi pasar tradisional tidak beres. Contohnya Pasar Panggungrejo, Jebres, Solo menjadi pasar yang sepi. Pedagang pasar tersebut kian terpuruk, karena penghasilannya menurun dari Rp 400 ribu menjadi Rp 50 ribu per hari.
Kota Solo bermasalah soal sampah, hanya satu TPA dan umurnya tinggal dua tahun. Bahkan Jokowi mengaku takut dengan persoalan sampah di Kota Solo.
Di selebaran tersebut, juga tertulis link keenam fakta nyata tentang Solo yang telah dituliskan di beberapa media massa online di Solo.
Ketua KIPP Jakarta, Wahyudinata mengatakan, selebaran tersebut ditemukan tim KIPP pada Rabu (6/6) di Tambora. Selebaran tersebut, dibagikan oleh anak-anak kecil di wilayah Tambora dan dibagikan kepada warga dengan alasan untuk bungkus gorengan. Relawan KIPP menemukan sebanyak empat tumpukan selebaran yang bergambar wajah pasangan cagub Jokowi tersebut.
“Kemarin relawan menemukan pukul 13.00 WIB dan melaporkan ke kami pada pukul 16.00 WIB. Untuk menjaga netralitas dan tidak dianggap berpihak kepada salah satu calon, maka KIPP langsung melaporkan temuan tersebut kepada Panwaslu,” kata Wahyudinata di Kantor Panwaslu Jakarta Pusat, Kamis (7/6).
Menanggapi laporan KIPP Jakarta, Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah meminta KIPP untuk membuat laporan resmi sehingga temuan itu dapat ditindaklanjuti.
“Laporan resmi itu akan kami pelajari apakah hal ini merupakan black campaign Jokowi-Ahok atau negative campaign, yang pasti kita berterima kasih atas temuan KIPP,” katanya.
Anggota timses Jokowi-Ahok, Marihot Napitupulu mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya temuan itu kepada Panwaslu. Dia percaya Panwaslu DKI mampu melakukan penyelidikan untuk menemukan pelaku penyebaran selebaran negatif terhadap pasangan Jokowi-Ahok.
“Kami serahkan semuanya kepada Panwaslu mengenai temuan di lapangan. Kami menunggu hasil penyelidikan dari Panwaslu, setelah itu kami baru menentukan sikap,” tegasnya.