Perokok Pasif Rentan Alami Diabetes
Eksposur terhadap asap rokok bisa meningkatkan risiko obesitas pada orang dewasa, begitu kata sebuah studi yang dilangsungkan US National Health and Nutrition Examination Survey antara tahun 2001-2006.
Konklusi ini didapat dari merangkum data sekitar 6.300 orang dewasa yang membandingkan antara perokok pasif dan tidak, serta membandingkan indeks massa tubuhnya.
Dibanding non perokok, orang yang merupakan perokok pasif juga memiliki resistensi insulin (yang bisa mengarah pada diabetes tipe 2), level gula darah usai puasa yang tinggi, serta hemoglobin tinggi (kadar gula darah lebih dari 3 bulan).
Hasil studi mengungkap, jumlah orang yang mengalami masalah diabetes tak jauh dari jumlah orang yang merupakan perokok pasif dan perokok aktif, dan keduanya memiliki tingkat hemoglobin A1c yang lebih tinggi ketimbang non perokok. Namun, orang yang baru merokok memiliki BMI lebih rendah ketimbang non perokok.
Kesimpulan penelitian ini dipresentasikan di pertemuan medis dan masih berupa tinjauan awal, dan masih butuh penelitian lebih lanjut.
Meski begitu, studi ini sudah melihat adanya hubungan antara perokok pasif dengan obesitas dan risiko diabetes tipe 2, sayangnya, belum ditemui persis hubungan penyebab-efeknya.
"Hubungan antara perokok pasif dengan diabetes tipe 2 dalam riset ini bukan akibat obesitas," kata salah satu penulis studi ini, dr Theodore Friedman, kepala departemen pengobatan internal di Charles R Drew University di LA, AS.
"Masih dibutuhkan lebih banyak studi untuk mengukuhkan apakah memang benar perokok pasif akan mengalami diabetes. Namun memang dibutuhkan lebih banyak upaya untuk mengurangi asap rokok yang menyebabkan perokok pasif mengalami beragam masalah," kata Friedman lagi.