Studi Terbaru: Monogami Efektif Cegah Infeksi Menular Seksual
Orang yang tidak setia secara seksual dengan pasangannya memiliki risiko lebih besar untuk terkena infeksi menular seksual (IMS) daripada mereka yang setia pada satu pasangannya (monogami).
Selain itu, orang yang tidak setia dengan pasangannya, kata para peneliti dari Amerika Serikat, juga lebih cenderung berada dibawah pengaruh obat-obatan dan minuman beralkohol. Kebiasaan buruk ini tentu saja semakin membuka peluang untuk melakukan hubungan seks secara tidak aman.
Berbeda dengan penganut monogami yang cenderung untuk mempraktikkan seks aman. Tak heran bila mereka banyak yang terhindar dari penyakit IMS.
Dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari Universitas Michigan, AS, menemukan bahwa penggunaan kondom untuk hubungan intim yang dilakukan melalui vagina dan dubur adalah 27 persen dan 35 persen lebih rendah dalam hubungan seksual tidak setia, dan penggunaan narkoba dan alkohol adalah 64 persen lebih tinggi.
Dari 1.647 orang yang menjawab sebuah iklan online, 801 telah berhubungan seks dengan orang lain selain pasangan utama mereka. Dari semua responden tersebut, 493 menyatakan hubungan seks terjadi sebagai bagian dari hubungan non-monogami (lebih dari satu pasangan seksual) yang dijalaninya. Dan 308 mengatakan, bahwa mereka tidak setia secara seksual dengan satu pasangan resminya (selingkuh).
"Penelitian kami menunjukkan, bahwa orang yang tidak setia pada pasangannya menimbulkan risiko lebih besar untuk IMS daripada mereka yang secara aktif bernegosiasi non-monogami dalam hubungan mereka," kata pemimpin penulis Dr Terri D. Conley dari Departemen Psikologi di University of Michigan.
Monogami, lanjut dia, bisa menjadi metode yang efektif untuk mencegah penyebaran IMS, tetapi hanya jika pasangannya sudah di tes negatif untuk IMS pada awal hubungan, dan tetap setia saat mereka hidup bersama.
Studi ini telah dipublikasikan dalam The Journal of Sexual Medicine.