Bus Mudik Lebaran Disediakan 7. 292 Unit
10 Terminal Tambahan
Kendati belum memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, namun Dinas Perhubungan (Dishub) DKI telah menyediakakan sebanyak 7.292 bus mudik Lebaran, untuk rute Antar Kota dan Antra Provinsi (AKAP).
Hal itu untuk mengantisipasi pemudik yang diperkirakan akan hampir sama dengan jumlahnya di tahun 2011 lalu yaitu mencapai 7,1 jiwa.
Diantaranya yang menggunakan angkutan umum sebanyak 2,1 juta jiwa dan 4,9 juta jiwa menggunakan kendaraan pribadi.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono mengatakan 7.292 unit bus mudik Lebaran, disediakan untuk perjalanan ke wilayah Jawa.
Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pemudik pada Lebaran tahun ini, Dishub DKI juga akan menyediakan bus cadangan.
Sehingga tidak ada pemudik yang tidak terangkut menuju kampung halamannya masing-masing untuk bersilahturahmi menyambut Hari Raya Idul Fitri.
“Kami juga secara rutin menyediakan bus cadangan namun untuk tahun ini, jumlahnya belum dipastikan karena penyediaan bus cadangan ini menyesuaikan kebutuhan yang ada,” kata Pristono.
Karena, lanjutnya, jumlah pemudik cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Jumlah pemudik yang menggunakan kereta api dan pesawat terbang cenderung meningkat. Banyak pengguna bus yang beralih menggunakan kereta api dan pesawat terbang.
Dishub akan mempersiapkan 4 terminal utama dan 10 terminal tambahan untuk melayani para pemudik.
Keempat terminal utama adalah terminal antar kota Pulo Gadung, Kampung Rambutan, Kalideres dan Lebak Bulus.
Sedangkan 10 terminal tambahan antara lain terminal Rawamangun, Pinang Ranti dan Tanjung Priok.
Selain bus dan terminal, Dishub juga akan menyiapkan posko-posko tambahan.
Seperti posko kesehatan, posko keamanan dan posko pengujian kendaraan bermotor di beberapa terminal.
Posko-posko tersebut disiapkan dalam rangka melayani kebutuhan para pemudik.
"Para pengemudi bus juga akan diperiksa urinenya tiap kali akan mengemudi. Tidak hanya pengemudi, bus-bus yang disiapkan untuk angkutan para pemudik juga akan diperiksa kelayakannya. Hal ini, di lakukan untuk memastikan kondisi pengemudi dan bus dalam keadaan baik sehingga dapat meminimalkan angka kecelakaan,” ujarnya.
Meski telah menyediakan bus angkutan lebaran, berdasarkan pengalaman setiap tahun ada banyak perusahaan atau institusi yang menggelar program mudik bareng secara gratis.
Tahun lalu, jumlah warga ibukota yang mengikuti program mudik gratis ini mencapai 70 ribuan. Akibatnya, pengguna bus angkutan lebaran ini setiap tahunnya mengalami penurunan.
Seperti, pada tahun 2010, jumlah bus armada mudik sebanyak 7. 955 armada. Namun pada tahun 2011 menurun 8, 33 persen sehingga tinggal 7. 292 armada.
Diprediksi pada tahun 2012 ini juga masih mengalami penurunan. Hal ini mengingat banyaknya pemudik yang menggunakan sepeda motor.
Pristono menghimbau pemudik tidak menggunakan sepeda motor untuk pulang ke kampung halaman. Sebab untuk jarak jauh, kurang nyaman dan aman.
Sebaiknya, beralihlah ke kendaraan bus, kereta api, pesawat terbang atau kapal laut, agar perjalanan mudik lebih aman dan nyaman, katanya.
“Pemudik pengguna sepeda motor kami imbau beralih ke angkutan umum. Kami akan lakukan sosialisasi melalui media cetak dan media televisi juga melalui posko-posko yang ada. Manfaatkanlah bus mudik lebaran yang kami sediakan semaksimal mungkin," tuturnya.
Mengenai tarif angkutan lebaran, untuk bus non ekonomi tidak ditentukan pemerintah karena akan mengikuti mekanisme pasar.
Lain halnya bus ekonomi, tarifnya ditentukan oleh Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Yakni untuk wilayah 1, meliputi Pulau Jawa, Sumatera, Bali, NTT dan NTB, tarif batas atasnya Rp 139 per kilometer dan batas bawahnya Rp 86 per kilometer.
Sedangkan wilayah 2, meliputi Kalimantan dan Sulawesi untuk batas atasnya Rp 154 per kilometer dan batas bawah Rp 95 per kilometer.