Hibah Hercules, Wujud Kepercayaan Asing pada Pemerintahan
Wakil Ketua Komisi I dari fraksi Demokrat, Ramadhan Pohan, menilai hibah pesawat Hercules dari Australia ke Indonesia seharusnya diapresiasi. Karena hal itu disebutnya menunjukkan bahwa kepercayaan asing terhadap pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini makin besar.
“Pujian luar negeri terhadap kepemimpinan SBY di Indonesia dahsyat, itu diakui oleh pengamat kritis seperti Soegeng Sarjadi, nah, kalau Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merongrong pak SBY, ya wajar, sirik karena (dulu) tak mampu,” kata Ramadhan melalui pesan elektronik, hari ini.
Hal tersebut disampaikan Ramadhan menyusul tudingan Wakil Ketua Komisi I dari fraksi PDIP, Tubagus Hasanuddin soal hibah pesawat Hercules Australia yang dinilainya tak siap pakai.
Menurut Tubagus, justru untuk bisa mengoperasikan pesawat tersebut, Indonesia harus mengeluarkan dana lagi. Selain itu Australia juga menyodorkan enam unit pesawat Hercules siap pakai yang masing-masing seharga US$15 juta.
Hal ini dinilainya sebagai intrik dari Australia. Pemerintah juga seharusnya meminta persetujuan Dewan atas hibah tersebut.
“Substansi kritik PDIP salah alamat,” kata Ramadhan.
Hibah harus diartikan sebagai hal positif membaiknya hubungan diplomatik kedua negara.
Meskipun Indonesia harus memperbaiki barang yang dihibahkan maka hal tersebut dianggap sebagai tanggungjawab bahwa Indonesia tak hanya menerima namun bisa “memoles” kembali. Disamping itu hal tersebut memberika kesempatan alih teknologi yang melibatkan industri strategis dalam negeri.
“Komisi I belum mengeluarkan pendapat resmi seperti keberatan, jadi itu baru pikiran pak TB Hasanuddin saja, bukan suara resmi Komisi I,” kata Ramadhan.