Ical dan Anas, Capres yang Paling tidak Diinginkan
Mereka meriset soal siapa tokoh yang paling tidak disukai publik sebagai calon presiden (capres) dari tokoh yang ada saat ini.
Hasilnya, Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menjadi dua tokoh yang paling rendah penerimaannya di mata publik.
Aburizal, yang pada 1 Juli lalu baru dideklarasikan sebagai capres Golkar, mendapat penolakan dari 60% responden. Anas berada di posisi kedua dengan raihan 50% penolakan publik.
"Ical adalah kandidat capres paling ngebet. Namun demikian resistensi publik terhadap Ical ternyata paling tinggi saat ini. Ical terjegal kasus lumpur Lapindo, sedangkan Anas tersangkut kasus hukum, itu sebabnya," kata peneliti senior SMRC, Saiful Mujani di Jakarta, Minggu (8/7).
CEO SMRC Grace Natalie, mengatakan tingkat akseptabiitas atau penerimaan publik terhadap tokoh-tokoh yang disebut-sebut potensial maju sebagai capres, tenryata tidak setinggi dengan popularitas mereka.
Hal ini disebabkan karena banyak tokoh nasional yang dikenal dinilai kurang memenuhi kriteria kualitas nasional.
Sebagai contoh, Aburizal atau akrab disapa Ical ini dinilai sebagai calon presiden yang lemah di semua kualitas personal. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga cukup populer tetapi dianggap lemah dalam kompetensi dan ketegasan.
Adapun Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai lemah dalam integritas dan empati dibanding Megawati.
"Rakyat sedang menunggu tokoh yang dinilai lebih bisa dipercaya, lebih tegas dalam memimpin, lebih punya empati kepada rakyat, dan lebih kompeten," kata Grace.