Jelang Ramadhan Tanah Abang Macet Total
Kemacetan di Pasar Tanah Abang | twitpic.com |
Harganya yang super miring menjadi alasan mengapa warga memilih Tanah Abang untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Lebaran.
Detik-detik menjelang puasa tiba, kawasan pasar tradisional Tanah Abang, Jakarta Pusat padat. Warga tumpah ruah di pasar tekstil terbesar di Asian Tenggara tersebut untuk berburu baju-baju muslim, pakaian salat hingga kurma.
Mulai dari Pasar blok A, Blok B, Blok F, Pasar Metro, Thamrin City hingga kawasan pedagang Kaki-5. Gang-gang dan jalan setapak yang menghubungkan antara stasiun Kereta Api Tanah Abang dengan Pasar Blok F disulap menjadi area pertokoan. Rumah-rumah penduduk nyaris berubah menjadi kios baju semua.
Warga terutama kaum perempuan menyemut, sejak subuh hari hingga menjelang petang. Mereka berburu baju-baju muslim dan pakaian shalat baik untuk kebutuhan sendiri maupun djual kembali. “Mumpung belum puasa, belanja jadi lebih leluasa,” ujar Ny Candra, warga Pasar Minggu, Rabu (18/7).
Ia mengaku datang ke Thamrin City membeli jilbab dalam partai besar pada Subuh hari. “Kalau siang sedikit, koleksinya sudah berkurang. Banyak barang yang sudah habis,” katanya.
Ny Eva Fatimah, pedagang jilbab rajut di lantai 5 Blok B7 no 1 mengaku buka kios sejak pukul 4 dinihari. Pada jam tersebut, warga terutama yang berasal dari daerah sudah antre untuk berbelanja secara grosir.“Sehari saya bisa habiskan 150 an kodi atau 3000 potong jilbab rajut,” katanya.
Bagi warga yang ingin berbelanja dalam partai besar, dikatakan Eva memang banyak yang memilih datang ke pasar subuh. Alasannya, jumlah barang masih banyak dan pilihannya juga masih beragam. “Jalanan juga belum macet.”
Harganya yang super miring menjadi alasan mengapa warga memilih Tanah Abang untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Lebaran. Jilbab rajut yang di mal atau toko dijual Rp 45 ribu per potong, di pasar Tanah Abang bisa diperoleh dengan harga hanya Rp 25 ribu per potong. Bahkan jika beli grosir, jatuhnya hanya Rp 20 ribu per potong.
Kurma Laris
Kepadatan warga juga terpantau dikawasan Jati Bunder dan pertokoan KH Mas Mansyur. Warga banyak yang berburu kurma, untuk kebutuhan buka puasa.
“Kalau beli kurma di Tanah Abang, pilihannya banyak. Mulai dari kurma yang harganya Rp 15 ribu per kg hingga kurma seharga Rp 300 ribu per kg, semua ada. Juga kurma nabi yang garing dan manis luar biasa,” kata Ny Tuty Alawiyah, warga.
Selain toko dan kios, tenda-tenda pedagang kurma musiman pun menjamur disisi kanan dan kiri jalan KH mas Mansyur. Mereka memanfaatkan badan jalan dan pedistrian untuk menggelar dagangannya.
“Mumpung mau puasa, biasanya orang cari kurma banyak,” kata Siti, pedagang kurma.
Ia mengaku pmsetnya bisa Rp2 juta per hari dari jualan kurma, kacang arab, minyak wangi, air zam-zam, kismis dan pacar. “Ada yang beli dalam bentuk kardusan hingga yang curah. Sama-sama banyak jumlahnya,” lanjutnya.
Untuk satu dus kurma isi 10 kg harganya bervariasi. Mulai dari 180 ribu hingga Rp 500 ribu per dus. “Yang sedang kami jual Rp 250 ribu per dus.”
Umumnya mereka yang belanja dalam jumlah banyak untuk dijual kembali atau untuk dibagi-bagi ke keluarga besar menjelang puasa.
Macet Total
Akibat padatnya warga yang berbelanja, kawasan Tanah Abang macet total. Ruas Jalan KH mas Mansyur, KH Fakhruddin hingga Kebon Kacang padat merayap. Antrean kendaraan mengekor hingga Karet Bivak. Waktu tempuh perjalanan yang biasanya bisa ditempuh 10 menit dari fly over Karet hingga Tanah Abang, kini membutuhkan waktu lebih dari 45 menit.
Area parkir liar pun makin menjamur. Ruas jalan Kebon Kacang disisi kanan dan kiri jalan, area dibawah jembatan Metro, Jati Bunder hingga pedestrian KH Mas Mansyur penuh dengan sepeda motor.
“Cari yang praktis, biar bisa cepet belanjanya,” ujar Nangimin, warga Kebon Jeruk . Ia memilih parkir di bawah Jembatan Metro meski tariff yang dikenakan mencekik leher. “Belum juga satu jam, udah suruh bayar Rp 3 ribu,” katanya.
Camat Tanah Abang Hidayatullah mengatakan kawasan Tanah Abang sepanjang hari macet. Terlebih detik-detik menjelang datangnya Ramadhan. Kemacetan diperkirakan akan terjadi hingga menjelang Lebaran.
“Tanah Abang indentik dengan kebutuhan puasa dan Lebaran. Makanya kalau mau puasa pasti macet luar biasa,” jelasnya.
Pihaknya diakui sudah menempatkan satpol PP disejumlah titik kemacetan dan sekitar pusat perbelanjaan. Selain mengurai kemacetan kendaraan, Satpol PP diharapkan bisa memberikan rasa aman kepada setiap pengunjung Tanah Abang dari tindak kejahatan seperti copet atau jambret.
Editor: Yudi Dwi Ardian | Sumber: PosKotaNews