Jual Sampah, Raup Untung Rp200 ribu
Sampah tak selamanya tak berguna. Bila diolah dengan baik, maka akan mendatangkan banyak keuntungan tidak hanya bagi warganya, juga bagi peningkatan lingkungan. Demikian yang dilakukan warga Kompleks Zeni AD, Jalan Jati Mas RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
Dengan menabung sampah lalu menjualnya, Bank Tabungan Sampah Kering (Tasake) bisa meraup keuntungan Rp200 ribu saban minggunya. Bahkan pernah dalam beberapa bulan, Bank Tasake bisa meraup keuntungan Rp4 juta, yang kemudian dipergunakan untuk perbaikan jalan, taman dan perluasan tempat Bank Tasake.
Tidak heran, kawasan Jalan Jati Mas, khususnya di RW 03 sangat asri, hijau dan sejuk. Karena di kelilingi oleh tanaman yang hijau dan lingkungan yang tertata rapi. Begitu juga dengan suasana Bank Tasake yang berada dalam taman, terlihat bersih, tidak ada kesan bau dan jorok meski menyimpan sampah.
Sebab, bank ini memiliki enam tempat sampah tertutup berukuran sedang warna biru. Masing-masing untuk menyimpan sampah kertas/koran, aluminium, kardus, buku dan majalah, gelas dan botol plastik, dan perabot rumah tangga.
Ketua Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tasake Jatimas, Niniek Nuryanto, mengatakan bank sampah sebenarnya sudah ada sejak tahun 2003, namun hanya sekitar kalangan ibu-ibu PKK. Kemudian bank sampah ini berkembang dan memiliki tempat khusus yang diresmikan oleh istri Gubernur DKI Jakarta, Tatiek Fauzi Bowo pada 12 Januari 2011.
Akhirnya bank sampah tersebut meningkat dari urusan ibu PKK menjadi urusan warga RW 03. Saat ini anggotanya sudah mencapai 113 orang. "Kami meminta warga RW 03 untuk memilah sampah rumah tangganya, kemudian menjualnya kepada kami. Ini bisa membantu ekonomi warga sekitar. Selain kami jual, ada juga sampah seperti sampah plastik yang kami daur ulang jadi produk yang bisa digunakan masyarakat. Lalu kami jual lagi," kata Ketua TPST Jatimas Niniek Nuryanto di sela-sela persiapan menyambut kedatangan Gubernur DKI Jakarta ke TPST, kepada beritasatu.com, Jumat (6/7).
Menurutnya, harga beli sampah kering yang sudah ditetapkan TPST Tasake Jatimas yaitu koran dan kardus sebesar Rp700 per kilogram, plastik kresek dan sedotan aqua Rp400 per kilogram, buku dan majalah Rp500 per kilogram, aluminium dan logam Rp9.000 per kilogram, gelas dan botol air mineral Rp2.700 per kilogram, besi Rp2.700 per kilogram, refil molto Rp4.000 per kilogram dan pepsodent sejenisnya Rp2.500 per kilogram.
Kendala yang dihadapi oleh TPST Tasake Jatimas, ungkap Niniek, adalah harus bersaing dengan tukang loak barang bekas keliling. Karena tukang loak ini berani membayar harga barang bekas lebih tinggi dari harga yang ditentukan bank sampah. "Kami kalah bersaing dengan harga tukang loak keliling. Misalnya untuk koran, tukang loak memberi harga Rp1.000 per kilogram sedangkan di sini hanya Rp700. Tapi tak apa-apa, namanya juga bersaing secara sehat," tukas ibu yang juga menjabat sebagai Ketua PKK RW 03.
Sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan dari warga, kemudian dijual kepada lapak-lapak pemulung di kawasan tersebut setiap minggunya. Hasil keuntungan penjualan sampah minimal mencapai Rp200 ribu per minggu. Uang dimasukkan ke dalam kas pendapatan TPST Tasake. Yang dapat digunakan untuk peningkatan lingkungan dan TPST itu sendiri.
Selain menjual sampah, Niniek bersama kaum ibu-ibu lainnya juga mendaur ulang sampah-sampah plastik menjadi tas, gorden, dan pernak-pernik hiasan rumah. Karena itu hasil karya pribadi, maka hasil penjualan produk tersebut untuk pembuatnya.
Hanya saja, mereka dengan sukarela memberikan 10 persen hasil penjualannya untuk kas PKK. "Pembuatan produk daur ulang sampah ini cukup lama, baik dari pengumpulan bahan hingga pembuatannya. Seperti saya, ini tas dari kopi, saya buat sampai sebulan. Saya harus kumpulin bungkus kopi sebanyak 350 buah untuk buat 1 tas. Saya jual Rp125 ribu," tuturnya.
Adanya kegiatan pembuatan produk daur ulang ini, ungkapnya, sangat membantu perekonomian kaum perempuan di RW 03. Sebab selain banyak diminati, harga-harganya pun lumayan tinggi. Seperti bed cover kumpulan potongan kain dijual seharga Rp900 ribu, tas mulai dari Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.