Kemenangan Jokowi Karena Filosofi Jawa

Kamis, Juli 12, 2012 , , 0 Comments

Filosofi jawa 'Sepi ing pamrih, rame ing gawe' inilah yang digunakan Jokowi dalam meraih simpati warga Solo dan DKI. Jokowi menerapkan filosofi diatas sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dimiliki dan dihayati oleh para pemimpin di negeri ini. 


Sebuah ajaran moral untuk hidup rukun bersama, aman, tenteram, tanpa pandang suku, agama, atau golongan. Untuk pribadi, tidak menepuk dada setelah berbuat baik pada warganya. Bahkan seperti ajaran agama, ”kalau tangan kananmu memberi, janganlah tangan kirimu mengetahuinya”. 


Tetapi kedua ajaran moral yang adiluhung itu tidak bisa dilaksanakan oleh semua kandidat cagub DKI seperti Jokowi. Sebab, oleh para  kandidat cagub DKI , ajaran itu malah dibalik menjadi: ”Rame ing pamrih, sepi ing gawe”.  


Lihat fakta nyata di Solo bagaimana Jokowi memperoleh kemenangan 90% suara dalam pemilihan Walikota Solo yang akhirnya menambah masa jabatannya memimpin kota tersebut untuk kedua kalinya hingga sekarang. Pamrih itu intinya penonjolan diri, tebar pesona, cari simpati, sedangkan gawe itu bukti dari suatu janji yang telah dibuktikan Jokowi dengan menerima banyak sekali penghargaan selama memimpin Solo hingga saat ini. 


Begitulah gambaran sosok Jokowi meski dinobatkan sebagai kandidat Walikota terbaik sedunia Jokowi santai saja menanggapinya dengan mengatakan "ah itu sudah biasa, sudah sering kok". 


Segala yang dilakukan Jokowi tak lebih hanya berdasarkan kasih terhadap warganya, masyarakatnya dan orang-orang dibawahnya. Jiwa pelayanan Jokowi yang tulus dan setia hati ini ada dalam setiap perbuatannya. 


Jokowi melakukan pendekatan kepada warganya sebagai rasa senang berbagi kepada warganya. Baginya, semua apa yang telah diterimanya juga menjadi prestasi dan usaha bersama. Begitulah rasa syukur yang terdalam bagi Jokowi.



Bagi Jokowi 'Sepi ing pamrih, rame ing gawe' itu bekeja keras yang tak perlu banyak pamrih. Pamrih boleh ada, asalkan sedikit saja jangan banyak-banyak dan gawe-nya yang harus diperbanyak. Jadi, kalau mau bekerja melayani masyarakat, tidak perlu memikirkan pamrih. Meninggalkan kesan baik pada masyarakat yang kita bantu itu harganya jauh lebih luar biasa daripada pamrih yang kita harapkan.


Karena Jokowi sadar bahwa perbuatan baik pasti akan dibalas dengan kebaikan. Karena yang dia yakini bahwa perbuatan yang jelek pun akan berbalas keburukan bagi dirinya pula apalagi jika dirinya berbuat baik.


Apa yang telah diperbuatan Jokowi didasarkan hanya untuk kepentingan masyarakatnya. Bukan lagi mementingkan diri sendiri, kelompok atau golongannya sendiri. Kepentingan diri sudah di lampauinya. Ia sudah menjadi sahabat bagi warganya. 


Yang bisa diambil pelajaran dari filosofi yang sudah diterapkan oleh Jokowi ini adalah bahwa Jokowi telah mampu menjadi teladan hidup sederhana bagi warga Solo dan DKI. Jokowi seperti manusia langka yang dipuja warganya dan kerabatnya serta disenangi oleh partai yang mengusungnya untuk maju memimpin DKI Jakarta periode 2012-2017. 


Semoga September nanti sejarah kemenangan Jokowi di Solo terulang kembali, memenangi pilkada DKI putaran kedua dengan perolehan angka yang tidak jauh berbeda seperti saat itu di Solo dua tahun silam, amin.




Penulis

DaVina News

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.