Komisi I Cium Bau 'Anyir' Hibah Pesawat Hercules Australia
Harga Sama
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan menerima hibah empat pesawat bekas dari Australia, dalam kunjungannya yang dimulai hari ini.
Komisi I DPR, yang membidangi masalah pertahanan dan luar negeri, mengaku heran dengan adanya hibah itu.
Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, mengatakan pada medio 2011 yang lalu, pemerintah melalui Kemenhan dan TNI AU melaporkan kepada Komisi I , TNI akan mendapat hibah sebanyak empat unit Hercules C130H dari Pemerintah Australia.
Tapi demi kepentingan itu, diperlukan dana untuk perbaikan pesawat-pesawat tersebut.
Karena itu perlu persetujuan DPR.
Tapi beberapa bulan kemudian, Kemenhan melaporkan Pemerintah Australia membatalkan hibah tersebut.
Baru pada awal 2012 pemerintah menyampaikan ulang bahwa hibah empat pesawat dari Australia itu ternyata jadi dilaksanakan.
"Yang aneh adalah hibah itu membutuhkan dana perbaikan sebesar USD60 juta atau USD15 juta USD per unit. Padahal saat yang bersamaan Pemerintah Australia juga menawarkan pembelian 6 unit pesawat Hercules sejenis yang siap operasional seharga USD90 juta atau USD15 Juta per unit," kata Hasanuddin di Jakarta, Senin (2/7).
Dengan harga yang sama demikian, lanjutnya, pihaknya merasa aneh dengan keputusan Presiden memilih hibah empat unit padahal berharga sama.
"Kenapa kok harga perbaikan sama dengan harga jual? Dalam waktu dekat Komisi I DPR akan mempertanyakan masalah ini kepada pemerintah," kata Hasanuddin.