Menkeu: Subsidi Energi Membengkak jadi Rp305 Triliun
Pemerintah memperkirakan, subsidi bahan bakar minyak (BBM) hingga akhir tahun 2012 akan menembus Rp216,8 triliun. Sementara subsidi listrik menjadi Rp89,1 triliun.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dari yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN-P) 2012 sebesar Rp137,4 triliun. Sehingga, dibutuhkan tambahan dana sebesar Rp78,6 triliun untuk menutupi subsidi tersebut.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo, selama semester I-2012, belanja subsidi BBM mencapai Rp88,9 triliun, atau 64 persen dari kuota BBM tahun ini. Sedangkan pada semester dua, diperkirakan mencapai Rp127,9 triliun.
"Hingga akhir tahun ini diperkirakan mencapai Rp216,8 triliun," ujar Agus dalam data Perkembangan Ekonomi Terkini yang dikutip hari ini.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, anggaran yang melampaui pagu tidak hanya subsidi BBM, melainkan juga subsidi listrik yang diperkirakan melewati anggaran APBN-P 2012 sebesar Rp65 triliun.
Pada semester I-20012, Kementerian Keuangan mencatat realisasi subsidi listrik mencapai Rp35,5 triliun, sedangkan pada semester dua, subsidi listrik diperkirakan Rp53,7 triliun. "Perkiraan realisasi subsidi listrik hingga akhir tahun mencapai Rp89,1 triliun atau 137,1 persen terhadap APBN-P," terang dia.
Tingginya realisasi belanja subsidi pada semester dua ini, menurut Agus, disebabkan beberapa faktor, di antaranya kenaikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) dari US$105 per barel menjadi US$110 per barel dan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dari 9.000 per dollar menjadi 9.250 per dollar.