Polisi Masih Dikenal Sebagai Tukang Siksa
Kepolisian RI diingatkan agar tidak terlalu represif dalam melakukan tugas menegakkan hukum di masyarakat.
Namun sebaliknya, Polri juga dianggap terlalu lunak dalam menghadapi anak buah sendiri yang sudah terbukti melakukan pelanggaran.
Hal tersebut disampaikan oleh Indonesia Police Watch menyambut hari ulang tahun Bhayangkara ke-66, Minggu (1/7).
“Kinerja Polri yang masih dikeluhkan publik adalah masih kentalnya penyiksaan dan intimidasi dalam menangani masalah. Sepanjang tahun 2011 misalnya, ada 97 orang tak bersalah ditembak polisi, 19 tewas dan 78 lainnya luka,” kata IPW dalam pernyataannya kepada media.
“Di tahun 2012, selama semester pertama, ada 18 kasus penzaliman yang dilakukan polisi dengan melibatkan 34 anggotanya. Delapan di antaranya kasus salah tembak dan 10 lainnya penyiksaan.”
IPW mengatakan, salah satu penyebab reputasi polisi yang demikian adalah rendahnya pengawasan atasan terhadap bawahan dan aparat kepolisian yang melakukan kesewenang-wenangan tidak dihukum maksimal.
“Contohnya, pertengah Juni lalu Polda Sumatera Utara melakukan tes urin dan diketahui ada 114 polisi sebagai pemakai narkoba tapi mereka tidak dihukum, mereka hanya dikarantina. Padahal jika anggota masyarakat yang diketahui seperti itu pasti diproses dengan tegas. Ini menunjukkan Polri masih bersikap diskriminatif,” kata lembaga swadaya masyarakat itu.
Sikap polisi yang sewenang-wenang, lanjut IPW, tidak membuat masyarakat takut dan terkadang justru memicu balasan dalam sikap anarkis dan perlawanan
“Di tahun 2011 ada 65 kantor polisi dirusak dan dibakar rakyat. Ada lonjakan tajam. Sebab di tahun 2010 hanya ada 20 kantor polisi yang dirusak dan dibakar rakyat. Tak hanya itu, selama lima bulan pertama tahun 2012 ada 28 polisi yang dikeroyok warga secara brutal,” jelasnya.