Ruhut: Ical Jadi Capres, KPK Bertindak
Ironis
Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi, Ruhut Sitompul mengaitkan deklarasi pencalonan presiden Aburizal Bakrie atau Ical, dengan kader-kader senior Golkar, yang kini diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi.
Setelah Zulkarnaen Djabar menjadi tersangka atas kasus pengadaan Al Quran, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemudian memeriksa Ketua Fraksi, Setya Novanto dalam kasus Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau.
Sementara Wakil Ketua Umum Golkar yang juga Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono diperiksa KPK dalam kasus PON Riau, Selasa (3/7).
Menurut Ruhut, hal tersebut ironis. Jelang dan pasca pencalon Ical, para kader Golkar justru dibidik KPK.
"Sekarang baru beberapa jam deklarasi sudah terbongkar, ini fakta dan dalam hitungan jam Zulkarnaen Djabar (tersangka) dan sekarang Agung Laksono, itu menteri lho yang dipanggil KPK," kata Ruhut Sitompul di gedung Parlemen, Senayan, Selasa (3/7).
Ruhut memperkirakan, pasca pencalonan Ical masih akan ada banyak hal yang menimpa partai Golkar.
"Saya hormati deklarasi, saya hormati pencalonan Ical, tapi saya enggak mengira jadinya seperti begitu. Karena itulah kalau strategi jangan buat jauh hari sebelum Pemilu, Belanda masih jauh," kata dia lagi.
Dia menambahkan, KPK saat ini sudah melakukan tugasnya, yakni melakukan pengusutan tanpa pilah-pilih partai.
"KPK sudah on the track, semuanya diusut, siapa saja termasuk kader kami, kami tidak akan lindungi, terima kasih sudah mulai diperiksa," tambah anggota Komisi III itu.