SBY Presiden "BTAK"
Susilo Bambang Yudhoyono
presiden kita yang sering dipanggil dengan sebutan SBY telah berketetapan hati memberi pinjaman kepada IMF dengan cara
membeli obligasi 1 miliar dolar AS atau Rp 9,4 trilyun, dari 430 milyar dolar
yang dibutuhkan setelah bertemu dengan Managing Director IMF Cristine Lagarde
di Istana Negara Jakarta.
Konon ceritanya pinjaman
tersebut diberikan untuk mengatasi krisis yang melanda sejumlah negara,
termasuk negara-negara Eropa yang notabene kaya raya itu.
Setelah mampu melunasi
hutangnya, kini SBY merasa lebih gagah dan besar kepala ketika berhadapan
dengan IMF karena sanggup memberikan pinjaman.
Apakah SBY tidak berfikir
panjang sebelum memutuskannya?
Apakah SBY memiliki filosofi
: biar tekor asal kesohor?
Apakah SBY melakukan pencitraan
personal di mata internasional?
Mahal amat jika hanya
untuk ber-BTAK saja negara harus merogoh kocek sebesar Rp 9,4 trilyun demi
meraih citra sebagai bangsa yang mampu memberi pinjaman.
Jika SBY benar-benar
memberi pinjaman, istilah apalagi yang akan disandang kepada pemerintah kecuali
“BTAK”.
APBN 2012 Defisit
Secara pribadi penulis
menolak terhadap langkah yang akan dijalankan SBY kali ini. Karena SBY telah memalingkan sebelah mata atau bahkan malah sengaja menutup mata rapat-rapat terhadap
kondisi perekonomian dalam negeri yang justru memerlukan perhatiannya.
Tentu kita masih ingat
betul, terdapat 183 kabupaten di Indonesia yang masih sangat tertinggal dan hal
itu memerlukan afirmasi kebijakan segera.
Disamping hal tersebut
diatas, apakah kita lupa atau memang sengaja melupakan bahwa hingga Juni tahun
2012 APBN kita defisit hingga mencapai angka Rp 36 trilyun.
Aneh rasanya bila SBY
tidak bijak dalam menyikapi hal seperti ini, atau memang sudah dilupakannya?
Mengapa dana tersebut tidak dialokasikan saja untuk menutup defisit APBN atau paling
tidak bisa membantu 183 kabupaten yang tertinggal tadi?
Indonesia juga tidak akan
memetik hasil apapun dalam hal ini, baik secara politik internasional maupun
ekonomi, kecuali ya itu tadi “biar tekor asal kesohor” yang menjadi buahnya.
Masih ingat SBY akan dosa-dosa
IMF kepada Indonesia yang telah salah kaprah dalam memberikan resep menghadapi
krisis ekonomi 1996-1997?
Atau mungkin SBY lupa
karena saat itu belum menjadi presiden? Bila saat itu SBY presidennya penulis
yakin SBY tidak akan melakukannya.
Bukan alasan itu saja
mengapa penulis menolaknya, masalahnya utang luar negeri kita juga semakin
menggunung besarannya.
Beberapa sumber
menyebutkan utang luar negeri kita per Februari 2012 nyaris menyentuh angka Rp
1.900 trilyun atau setara 225 milyar dolar AS.
Jika dihitung-hitung dalam
setahun maka utang pemerintah kita naik sekitar Rp 100 trilyun, harusnya ini bisa
masuk dan dicatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) karena telah mencapai rekor
teringgi dalam sejarah utang Indonesia.
SBY harus perlu memikirkan
lagi, mempertimbangkannya lagi, apakah banyak manfaatnya atau justru malah
sebaliknya banyak mudaratnya alias mubazir.
Atau jangan-jangan memang SBY
sedang mengincar kursi Sekjen di PBB? Bisa jadi, melalui IMF jalan SBY bakalan
mulus jika berkeinginan menuju kesana.
Penulis: Wahyudi Sudiyono | Pengamat Politik Da Vina Politika
Artikel Anda ingin ditayangkan di Davinanews.com?
Silahkan kirim artikel dan foto Anda ke email redaksi: davinanews@yahoo.com
Artikel Anda ingin ditayangkan di Davinanews.com?
Silahkan kirim artikel dan foto Anda ke email redaksi: davinanews@yahoo.com