SBY Presiden "BTAK"

Kamis, Juli 19, 2012 , , 0 Comments


Susilo Bambang Yudhoyono presiden kita yang sering dipanggil dengan sebutan SBY telah berketetapan hati memberi pinjaman kepada IMF dengan cara membeli obligasi 1 miliar dolar AS atau Rp 9,4 trilyun, dari 430 milyar dolar yang dibutuhkan setelah bertemu dengan Managing Director IMF Cristine Lagarde di Istana Negara Jakarta.

Konon ceritanya pinjaman tersebut diberikan untuk mengatasi krisis yang melanda sejumlah negara, termasuk negara-negara Eropa yang notabene kaya raya itu.
Setelah mampu melunasi hutangnya, kini SBY merasa lebih gagah dan besar kepala ketika berhadapan dengan IMF karena sanggup memberikan pinjaman.

Apakah SBY tidak berfikir panjang sebelum memutuskannya?
Apakah SBY memiliki filosofi :  biar tekor asal kesohor?
Apakah SBY melakukan pencitraan personal di mata internasional?

Mahal amat jika hanya untuk ber-BTAK saja negara harus merogoh kocek sebesar Rp 9,4 trilyun demi meraih citra sebagai bangsa yang mampu memberi pinjaman.
Jika SBY benar-benar memberi pinjaman, istilah apalagi yang akan disandang kepada pemerintah kecuali “BTAK”.

APBN 2012 Defisit

Secara pribadi penulis menolak terhadap langkah yang akan dijalankan SBY kali ini. Karena SBY telah memalingkan sebelah mata atau bahkan malah sengaja menutup mata rapat-rapat terhadap kondisi perekonomian dalam negeri yang justru memerlukan perhatiannya.
Tentu kita masih ingat betul, terdapat 183 kabupaten di Indonesia yang masih sangat tertinggal dan hal itu memerlukan afirmasi kebijakan segera.

Disamping hal tersebut diatas, apakah kita lupa atau memang sengaja melupakan bahwa hingga Juni tahun 2012 APBN kita defisit hingga mencapai angka Rp 36 trilyun.
Aneh rasanya bila SBY tidak bijak dalam menyikapi hal seperti ini, atau memang sudah dilupakannya? Mengapa dana tersebut tidak dialokasikan saja untuk menutup defisit APBN atau paling tidak bisa membantu 183 kabupaten yang tertinggal tadi?

Indonesia juga tidak akan memetik hasil apapun dalam hal ini, baik secara politik internasional maupun ekonomi, kecuali ya itu tadi “biar tekor asal kesohor” yang menjadi buahnya.
Masih ingat SBY akan dosa-dosa IMF kepada Indonesia yang telah salah kaprah dalam memberikan resep menghadapi krisis ekonomi 1996-1997?

Atau mungkin SBY lupa karena saat itu belum menjadi presiden? Bila saat itu SBY presidennya penulis yakin SBY tidak akan melakukannya.

Bukan alasan itu saja mengapa penulis menolaknya, masalahnya utang luar negeri kita juga semakin menggunung besarannya.

Beberapa sumber menyebutkan utang luar negeri kita per Februari 2012 nyaris menyentuh angka Rp 1.900 trilyun atau setara 225 milyar dolar AS.
Jika dihitung-hitung dalam setahun maka utang pemerintah kita naik sekitar Rp 100 trilyun, harusnya ini bisa masuk dan dicatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) karena telah mencapai rekor teringgi dalam sejarah utang Indonesia.

SBY harus perlu memikirkan lagi, mempertimbangkannya lagi, apakah banyak manfaatnya atau justru malah sebaliknya banyak mudaratnya alias mubazir.

Atau jangan-jangan memang SBY sedang mengincar kursi Sekjen di PBB? Bisa jadi, melalui IMF jalan SBY bakalan mulus jika berkeinginan menuju kesana.


Penulis: Wahyudi Sudiyono | Pengamat Politik Da Vina Politika




Artikel Anda ingin ditayangkan di Davinanews.com?
Silahkan kirim artikel dan foto Anda ke email redaksi: davinanews@yahoo.com


DaVina News

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.