Terima Duit Asing, Kampanye Antitembakau YLKI Dikritik
Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) menyayangkan sikap Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang menerima dana asing (Bloomberg Initiative) untuk memerangi petani.
"Kalau YLKI butuh uang, minta saja ke kami pasti akan kami beri tidak usah pakai proposal. Kami akan kasih uang daripada meminta dana dari asing," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Situbondo Jawa Timur R.P. Jamaluddin, saat audiensi delegasi KNPK dengan pengurus YLKI di Jakarta, hari ini.
Dalam pertemuan itu, Tulus Abadi mengakui lembaganya telah menerima dana dari Bloomberg Initiative dalam rangka mempromosikan bahaya kesehatan dalam produk rokok.
Tulus mengatakan, pernyataan-pernyataan yang sering dikeluarkan selama ini di media adalah pernyataan lembaga yang memang selama ini memiliki perhatian khusus pada isu kesehatan.
Di hadapan para petani, Tulus meminta maaf kalau ada pernyataan-pernyataannya yang menyinggung perasaan petani tembakau. “Kami mohon maaf kalau pernyataan-pernyataan saya di media selama ini menyinggung kelompok petani tembakau,” ungkap dia.
Ancam Kehidupan Petani
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lumajang, Iteng, RPP Tembakau ini sangat mengancam kehidupan petani tembakau.
“Kini mitra-mitra kami di daerah satu persatu tak mau lagi bekerja sama karena mereka khawatir dengan RPP itu”, kata Iteng, dalam audiensi tersebut.
Petani tembakau, kata Iteng, tidak akan berhenti menuntut penolakan RPP Tembakau, bahkan disebutnya mereka akan siap bergejolak di daerah-daerah kalau RPP itu disahkan
“Petani juga menuntut YLKI untuk membela dan berjuang untuk petani, untuk masyarakat Indonesia, bukan untuk kepentingan asing," kata Iteng.