Wikileaks : Foke Beli Suara di Pilkada 2007
Fauzi Bowo yang diusung oleh Partai Demokrat. (sumber: Istimewa) |
Wikileaks kembali memunculkan dokumen kawat diplomatik Kedubes AS di Jakarta dengan Kementerian Luar Negeri AS. Kali ini, nama Fauzi Bowo dan Sutiyoso disebut bermain politik uang.
Kawat itu bertanggal 25 April 2007 atau beberapa hari menjelang Pilkada DKI. Kawat itu menunjukkan politik uang berperan besar dalam semua pemilihan gubernur di Indonesia. Bahkan, berdasarkan informasi anggota DPP Partai Golkar Dadan Irawan, calon gubernur ketika itu, Fauzi Bowo, membeli dukungan tiga dari empat partai terbesar di Jakarta seharga Rp 5 miliar untuk memenangkan Pilkada Jakarta.
Dalam kawat tersebut disebutkan, tiga partai besar yang dibeli adalah Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar. Masih dalam dokumen itu, Dadan mengatakan Wakil Gubernur memberi minimal Rp 5 miliar kepada masing-masing partai untuk memperoleh dukungan, dan kemudian mengamankan dukungan 13 partai lain yang lebih kecil dengan harga yang bervarasi.
Dalam kawat itu juga disebut nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso. Ia disebut turut memberikan dana kepada Fauzi Bowo, dengan maksud agar Foke mencegah setiap upaya untuk menyelidiki praktik kolusi bisnis Sutiyoso setelah dia tak menjabat lagi.
Tak hanya itu, Foke diharapkan mampu mendukung Sutiyoso melanjutkan peluang memperkaya diri yang dinikmatinya selama menjadi Gubernur.
Kawat itu bertanggal 25 April 2007 atau beberapa hari menjelang Pilkada DKI. Kawat itu menunjukkan politik uang berperan besar dalam semua pemilihan gubernur di Indonesia. Bahkan, berdasarkan informasi anggota DPP Partai Golkar Dadan Irawan, calon gubernur ketika itu, Fauzi Bowo, membeli dukungan tiga dari empat partai terbesar di Jakarta seharga Rp 5 miliar untuk memenangkan Pilkada Jakarta.
Dalam kawat tersebut disebutkan, tiga partai besar yang dibeli adalah Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar. Masih dalam dokumen itu, Dadan mengatakan Wakil Gubernur memberi minimal Rp 5 miliar kepada masing-masing partai untuk memperoleh dukungan, dan kemudian mengamankan dukungan 13 partai lain yang lebih kecil dengan harga yang bervarasi.
Dalam kawat itu juga disebut nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso. Ia disebut turut memberikan dana kepada Fauzi Bowo, dengan maksud agar Foke mencegah setiap upaya untuk menyelidiki praktik kolusi bisnis Sutiyoso setelah dia tak menjabat lagi.
Tak hanya itu, Foke diharapkan mampu mendukung Sutiyoso melanjutkan peluang memperkaya diri yang dinikmatinya selama menjadi Gubernur.
“Politik transaksional dalam setiap pilkada kerap terjadi dikarenakan para pemimpin partai kebanyakan hanya mencari jalan pintas untuk mendapatkan dana segar untuk menghidupi partainya.” kata Wahyudi Sudiyono politisi Da Vina Politika yang dihubungi Davinanews.com melalui pesan singkat di ponsel pribadinya.
Selain itu Wahyudi juga menyampaikan bahwa semestinya para politikus kita itu harusnya tidak hanya cerdas secara intelektual saja tetapi harus dibarengi dengan kecerdasan spiritual agar perilaku korup para politisi kita bisa diminimalisir, syukur-syukur tidak ada yang korupsi agar negara ini dapat melangsungkan pembangunan di segala bidang.
Sumber: Inilah.com