Ahok: Hebat Kan, Saya Jadi Koboi
Joko Widodo dan Basuki T. Purnama (Ahok). TEMPO/Dhemas Reviyanto |
Isu suku, agama, ras, dan antargolongan terus berkembang jelang pemilihan putaran dua. Video yang ditayangkan di YouTube berjudul "Koboy Cina Pimpin Jakarta" kini menjadi sorotan. Lalu bagaimana tanggapan calon wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama?
Ahok--panggilan Basuki--justru bersyukur dengan video berdurasi dua menit tersebut. "Hebat kan saya jadi koboi, jadi terkenal," kata Ahok dalam acara halalbihalal Jokowi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 25 Agustus 2012.
Ahok mengaku sudah kenyang dengan rangkaian isu SARA yang terus-menerus menyergap dirinya. Saat pencalonan menjadi Gubernur Bangka serta pencalonan menjadi Wali Kota Belitung, Ahok mengaku sering mendapat serangan serupa. Bedanya, media Jakarta mengungkap hal itu secara besar-besaran sehingga menjadi isu skala nasional. Ia pun tidak banyak terpengaruh dengan eksploitasi besar-besaran tersebut.
Mantan Wali Kota Belitung ini yakin warga Jakarta tidak akan terpengaruh isu SARA yang menerpa dirinya. Warga Jakarta, kata dia, sudah cerdas dan rasional. Menurut dia, pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran kedua nanti, rakyat akan memilih berdasarkan rekam jejak, bukan karena isu SARA. "Jangan mempersoalkan isu SARA, yang penting adalah pemimpin mana yang melayani dan memperhatikan keadilan sosial. Kalau mau perubahan, ya ke kami," katanya.
Ahok mengatakan dukungan bagi Jokowi dari sukarelawan dan partai sudah solid. Langkah yang akan dilakukan adalah membangun koalisi dengan rakyat. Ia cukup terkejut dengan jumlah masyarakat yang datang ke lokasi halalbihalal. "Kalau tanpa uang saja bisa terkumpul seperti ini, ya sudah solid," katanya. Ahok pun menjanjikan akan ada kejutan di putaran kedua nanti.
Acara halalbihalal yang digelar Jokowi-Ahok dihadiri beberapa tokoh selebriti dan politikus. Mereka adalah Setiawan Djodi, Achmad Albar, Ahmad Dhani, Rieke Diah Pitaloka, Edo Kondologit, dan Dedi Gumelar alias Miing. Ribuan sukarelawan dan saksi memadati Borobudur 22 demi melihat dan bersalaman dengan Jokowi-Ahok.
Redaktur: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Tempo