Ahok: Pilih yang Jujur atau yang Tidak Transparan Anggaran?
Ilustrasi |
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan jangan pernah menganggap rakyat bodoh dengan cara menyebarkan selebaran-selebaran gelap yang menyudutkan seseorang.
"Yang perlu diketahui adalah rakyat itu jangan dianggap bodoh dengan penyebaran selebaran-selebaran gelap tersebut. Rakyat mengerti ini bukan persoalan SARA (suku, agama, ras, antargolongan)," kata Ahok kepada gresnews.com di Jakarta, Senin (20/8).
Menurut pasangan Joko Widodo (Jokowi) itu, persoalan utama dalam Pilkada DKI Jakarta adalah persoalan memilih yang pro status quo atau pro perubahan yang akan mewujudkan keadilan sosial.
"Memilih pemimpin yang jujur, bersih, transparan, dan profesional total melayani rakyat atau pemimpin yang tidak transparan anggaran dan tidak melayani rakyat," ujarnya.
Ahok mengaku sudah terbiasa menghadapi kampanye hitam dalam pemilu sejak bertahun-tahun lalu.
"Buat saya pribadi sudah biasa menghadapi yang demikian setiap kali menghadapi pilkada maupun pemilu sejak 2004, 2005, 2007, 2009, 2010," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, manuver politik berlatar Pilkada DKI Jakarta masih terjadi bahkan pada saat menjelang perayaan Hari Idul Fitri. Ketika Malam Takbir berlangsung, Sabtu (18/8), buku saku berjudul Apa Kata Alquran Tentang Memilih Pemimpin? beredar di masyarakat.
Ketua Dewan Penasehat Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Ferdy Semaun mengatakan, buku saku itu berisi materi yang menyudutkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Joko Widodo (Jokowi) - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Buku saku itu dibagikan di bus umum, stasiun kereta api, jalan raya, di tempat-tempat keramaian, disebar begitu saja kepada masyarakat," kata Ferdy kepada gresnews.com, Minggu (19/8).
Judul buku saku itu Apa Kata Alquran tentang Memilih Pemimpin?. Materi di dalamnya antara lain berisi tentang kalimat:
1. Dilarang memilih orang kafir sebagai pemimpin. Apabila dilanggar maka Allah tidak akan memberikan pertolongan;
2. Dilarang memilih orang Yahudi atau Nasrani sebagai pemimpin. Apabila dilanggar maka yang memilih termasuk ke dalam golongan mereka;
3. Dilarang memilih orang yang suka mengolok-olok agama baik dari kalangan ahli kitab maupun orang kafir sebagai pemimpin.
Ferdy menilai terjadi kepanikan dan ketakutan luar biasa dari lawan politik Jokowi-Ahok yang ditunjukkan dengan membagikan buku saku itu kepada masyarakat. "Mereka (lawan Jokowi-Ahok) mengalami kepanikan yang sangat luar biasa," ujarnya.
Pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua 20 September mendatang, Jokowi-Ahok berhadapan dengan pasangan Fauzi Bowo (Foke) - Nachrowi Ramli (Nara).
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Gresnews