Dulu Sering Gempur Foke, Kini Hidayat Berbalik
HNW | Facebook |
Dalam dunia politik, tidak ada kawan dan lawan, yang ada hanya kepentingan. Pepatah itu ada benarnya jika dikaitkan dengan situasi politik menjelang putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.
Masih ingat kampanye salah satu calon gubernur yang diusung oleh PKS, Hidayat Nur Wahid. Mantan Ketua MPR ini dulu menyerang habis-habisan calon incumbent Fauzi Bowo (Foke).
"Bagaimana masyarakat Jakarta bisa maju, gubernur sama wakilnya saja marahan. Jangan sampai ada wakil gubernur laporkan gubernur ke KPK," kata Hidayat saat kampanye di GOR Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta, bulan lalu.
Tentu saja, yang dimaksud Hidayat adalah Foke. Gubernur DKI itu memang tidak akur dengan wakilnya Prijanto. Bahkan, saking tidak akurnya Prijanto beberapa bulan lalu sempat mengutarakan niatnya mengundurkan diri.
Tidak itu saja, Prijanto juga melaporkan Foke ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan koruspi APBD Jakarta. Karena itu, Hidayat dalam kampanyenya berharap warga Jakarta tidak memilih Foke.
"Fatahillah akan bersedih melihat Jakarta sekarang, tidak terurus," ujar Hidayat waktu itu.
Menjelang putaran kedua, situasi berubah. Lain dulu lain sekarang. PKS dan Hidayat berbalik. Secara resmi, PKS yang notabene partai pengusung Hidayat justru mendukung Foke.
Mengapa Hidayat berubah? "Banyak alasan, saya bukan calon perorangan saya calon politik, saya juga mengerti demokrasi, suara rakyat adalah suara tuhan, suara rakyat harus dihormati kalau rakyat sudah milih sampai 2017, saya harus berkomitmen untuk itu, karena godaannya banyak, dicalonkan menteri dan sebagainya," kata Hidayat di DPP PKS Jakarta, Sabtu (11/8).
Hidayat khawatir, jika Jokowi terpilih dia akan meninggal jabatannya untuk Pemilu 2014. "Kalau kemudian beliau meninggalkan kami dan kami tidak diberi arahan, itu harus dikritisi. Foke memberi kepastian akan berada di posisi ini sampai 2017," kata dia.
Selain itu, Hidayat mengaku Foke berani memberi kepastian program yang ditawarkan oleh PKS. Sementara Jokowi sejak putaran pertama berakhir tidak memberi kepastian.
"Pak Jokowi belum memberikan jawaban, dan Pak Foke sudah memberikan jawaban bahwa program kami diakomodasi. Tentu saja Anda tidak bisa menunggu terlalu lama," ujar Hidayat.
Padahal, PKS sudah lama menunggu Jokowi. Namun, dalam beberapa hari ini Jokowi tidak hadir.
"Pak Jokowi sudah datang hari Minggu, dan beliau mengatakan akan datang dua hari kemudian hari Selasa, dan hari Selasa nelepon lagi mau datang hari Rabu, ternyata hari Rabu tidak datang, sampai hari ini tidak datang, tentunya kami tidak bisa digantung, partai tidak bisa digantung, tentu harus ada keputusan dan sudah kami putuskan," jelas Hidayat.
Redaktur: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Merdeka