"Tebaran Uang" di Balik Dukungan PKS Terhadap Foke?
PKS Dan Hidayat Nur Wahid Munafik!”, demikian headline pada Rakyat Merdeka.com pada Rabu, 15 Agustus 2012. Ketika itu, Rakyat Merdeka online menurunkan berita perihal kekecewaan Beathor Suryadi, Ketua Pemuda Kebangsaan, yang merupakan pendukung dari Jokowi terhadap sikap PKS yang bergabung ke dalam barisan koalisi Foke-Nara.
Pada Rakyat Merdeka.com, Beathor menenggarai tentang adanya mahar senilai miliaran rupiah yang diterima oleh PKS dari kubu Fauzi Bowo. Namun menyembunyikan “mahar” tersebut, PKS berkilah perihal ketidakamanahan Jokowi sebagai alasan.
“Nah, elit PKS ingin memperlihatkan kepada kader dan simpatistannya seakan mereka bersih atas dukungan ke Foke tersebut. Padahal ada udang atas transaksi pembelian suara 11,5 persen pada putaran pertama,” ujarnya pada Rakyat Merdeka Online.
Senada dengan Beathor, AS Hikam pada blog-nya, “The Hikam Forum”, juga menenggarai hal yang sama. Walau AS Hikam tak setuju dengan istilah munafik, dan lebih pas disebut dengan pragmatisme dan oportunisme politis dan finansial. “PKS mungkin harus mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan selama Putaran 1, dan mencari dana segar untuk 2014,” tulis AS Hikam pada blog-nya.
Meski perihal dugaan adanya “mahar” tersebut telah berulangkali ditolak serta diklarifikasi oleh kubu PKS, namun tak urung meredakan adanya dugaan “mahar” yang harus dibayar oleh Foke kepada PKS. Kubu PKS, misalnya, pernah mengatakan bahwa tuduhan adanya “mahar” pada dukungan ke Foke sebagai hal yang menggelikan dan kubu Jokowi diibaratkan mulai mengeluarkan “jurus mabuk”.
Namun, dugaan tersebut kembali berhembus kencang. Situs berita online, Tempo.com, merilis berita tentang adanya lobi dan berbagai mahar dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Sumber Tempo di tim Jokowi dan tim Fauzi mengatakan adanya uang sebesar 25-50 miliar yang diminta oleh PKS sebagai “ongkos operasional”.
Masih dalam Tempo.com, dua anggota tim Fauzi mengatakan, urusan mahar ini juga dibicarakan ketika membuat kontrak politik dengan PKS. Pembicaraan tersebut alot, hingga akhirnya “tawaran” turun hingga angka 20 miliar. Dari “mahar” ini, PKS menjanjikan 500 ribu suara kepada Foke-Nara pada putaran kedua, September mendatang.
Terlepas dari benar atau tidaknya kabar burung mengenai adanya “mahar” tersebut, pertanyaan justru dialamatkan kepada kubu Jokowi. Apakah kedua Partai Politik, Gerindra dan PDI-P, akan mampu berhadapan dengan “mesin uang” dan kampanye menggebu berbau SARA dari kubu Foke?. Jawabannya tentu akan sangat bergantung kepada sejauh mana kemampuan mesin kampanye Jokowi-Ahok untuk merebut hati nurani dan pikiran rakyat Jakarta.
Dan kepada PKS, jangan salahkan rakyat, apabila benar ada politik transaksional di balik dukungannya kepada Foke, jika singkatannya berubah menjadi Partai Kejar Setoran.
Salam berang-berang.
Selamat menikmati hidangan.
Oleh: Dewa Gilang
Editor: Yudi Dwi Ardian