Prabowo – Megawati Sang Arsitek
Prabowo-Megawati Sang Arsitek Jokowi-Ahok | FX Ismanto |
Saya bukan fans atau orangnya Prabowo Subianto maupun Megawati Sukarnoputri. Saya bukan anggota atau kadernya Partai Gerindra maupun PDIP. Saya bukan tim sukses atau relawan Jokowi-Ahok.
Saya juga bukan pengamat politik, sehingga tidak ambil pusing apakah pemasangan ganda campuran Jokowi-Ahok ini sekadar presentasi politik untuk mendapatkan reaksi umpan balik atas implikasi politis sebagai narasi besar dari peristiwa ini. Begitupun, saya tidak punya kepentingan, apakah ini juga merupakan bagian dari strategi atau manuver politik jelang Pemilu dan Pilpres 2012. Karena saya hanyalah seorang penonton.
Dalam tulisan ini saya hanya ingin sekadar berapresiasi atas apresiatif saya kepada Prabowo Subianto dan Megawati Sukarnoputri sebagai sang arsitek. Arsitek yang menggagas, merancang, mengkonsep, mendesain, mengkombinasikan dan memadukan duet ganda campuran Jokowi-Ahok di ajang Pilkada DKI 2012.
Apa yang dilakukan Prabowo-Mega dengan menerjunkan ganda campuran Jokowi-Ahok ini merupakan manuver politik dari sebuah strategi politik yang lebih luas lagi. Manuver politik ini sebenarnya lebih pas dibaca sebagai presentasi politik atas ide, gagasan, atau pewacanaan konsep politik yang menuju dan mengarah pada demokratisasi kebhinnekaan atau multikulruralisme, yang keterwakilannya direpresentasikan oleh ganda campuran Jokowi-Ahok. Sejauhmana presentasi politik atas ide, gagasan dan konsep politik kebihinekaan mendapat apresiasi, direspon, diterima atau ditolak, semua itu akan dibuktikan ketika wacana ini digulirkan dan bergulir ke publik lewat pengujian hasil Pilkada DKI 2012 nanti.
Sebagai arsitek, Prabowo-Megawati tidak akan gegabah, sembrono, asal main comot dalam memilih dan menseleksi gacoannya untuk diturunkan maju berlaga di ajang politik bergengsi Pilkada DKI 2012. Semua itu pasti menggunakan ketajaman intuisi politik dan disertai kalkulasi politik dengan jangkauan jauh ke depan. Sang arsitek sebagai penggagas, konseptor, perancang atau desainer, ia harus tahu dan paham betul kapasitas serta perpaduan kombinasi pemain yang akan diterjunkan ke lapangan untuk menghadapi apa dan siapa lawan tandingnya. Terpilihnya Jokowi-Ahok, perpaduan kombinasi pasangan ganda campuran ini dianggap sebagai simbol atau representasi politik atas ide, gagasan, konsep multikulturalisme berbasis kebangsaan.
Kemenangan yang diraih pasangan ganda campuran Jokowi-Ahok di putaran pertama, bukan hanya menandai kemenangan awal atas perebutan jabatan kursi Pilkada, atau menandai kemenangan atas hasrat perubahan perbaikan nasib melawan kekuasaan status quo yang tidak amanah. Bahkan lebih dari sekadar itu, bahwa kemenangan ini sekaligus menjadi pencerminan kedewasaan sikap rakyat berpolitik dan berdemokrasi, termasuk bagaimana kedewasaan sikap rakyat dalam merespon isu-isu politik primodialisme yang berbasis sentimen kesukuan dan keagamaan.
Penulis: Alex Palit
Sumber: Tribunnews
Penulis: Alex Palit