Deklarasi Masyarakat Ubi Jalar Indonesia
Ilustrasi @2012 shutterstock
"Tidak seharusnya kita terus menerus mengkonsumsi gandum impor, dan menyingkirkan potensi penting sumber karbohidrat nasional. Deklarasi ini menjadi tekad bagi bangsa kita, untuk mempertahankan kemandirian dan ketahanan, serta kedauluatan pangan."
- Unggul Abinowo
Masyarakat Ubi Jalar Indonesia, komunitas peminat dan menyatakan sebagai pejuang budidaya dan produksi ubi jalar, menyampaikan deklarasinya hari Minggu (28/10/2012) di Malang.
Hadir sejumlah tokoh, antara lain pendiri dan pencetus bisnis bakpao telo (telo nama ubi jalar dalam bahasa Jawa) Unggul Abinowo, guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Prof Dr Ahmad Erani Yustika, mantan Menteri Koperasi Adi Sasono, Wali Kota Depok yang juga mantan Menteri Kehutanan Nurmahmudi Ismail, dan Bupati Malang Rendra Kresna.
Unggul Abinowo, yang terkenal sebagai pencetus dan praktisi bisnis bakpao telo menyatakan, deklarasi Masyarakat Ubi Jalar dilandasi oleh motif mempertahankan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan.
Indonesia memiliki sumber karbohidrat yang memadai, dalam jumlah luasan panen, budaya bercococom tanam dan budaya konsumsi, yakni ubi jalar (Ipomoea batatas), bersama singkong (Manihot utilisima) serta jagung (Zea mays).
"Tidak seharusnya kita terus menerus mengkonsumsi gandum impor, dan menyingkirkan potensi penting sumber karbohidrat nasional. Deklarasi ini menjadi tekad bagi bangsa kita, untuk mempertahankan kemandirian dan ketahanan, serta kedauluatan pangan," kata Unggul.
Erani menjelaskan, keunggulan ekonomi di antara bangsa-bangsa, mensyaratkan satu hal yang tidak dapat tidak harus dimiliki lebih dulu yakni keunggulan pangan. Pada zaman di mana kemenangan dan daya tawar ditentukan oleh kekuatan ekonomi dewasa ini, maka syarat terpenting yang harus dimiliki bangsa Indonesia adalah keunggulan ekonomi pangan.
Deklarasi ini menegaskan upaya itu. Sebab tanpa keunggulan dan kemandirian pangan, yang artinya terus tergantung produk luar negeri, selamanya Indonesia tidak akan mampu mencapai keunggulan ekonomi.
Acara diiringi dengan peluncuran supermarket Telo, di Kota Lawang, Malang, yang merupakan etalase dan tempat belanja dari produk- produk makanan berbahan baku tepung dari ubi jalar (telo).
Telo merupakan bahan baku pembuatan tepung roti dalam produk bisnis Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) di Lawang, Malang.
"Produksi dilakukan dengan membuat tepung terigu berbahan baku ubi jalar, dan djadikan aneka produk kue dan roti, seperti bakpai dan bakpia, kata Endiyatmo, Humas SPAT produsen bakapao telo.
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber :
|