Pemkab Bangka Barat Realisasikan Percontohan Sawah Padi Unggul
Sawah @2012 Antarafoto |
Tahun 2012 ini kami berhasil merealisasikan lahan pecontohan seluas satu hektare yang ditanami tiga varietas padi unggul, berlokasi di Desa Tuik, Kecamatan Kelapa.
[Darmono]
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, berhasil merealisasikan percontohan sawah yang ditanami padi unggul dalam upaya memotivasi petani setempat beralih menanam varietas rekomendasi pemerintah pusat.
"Tahun 2012 ini kami berhasil merealisasikan lahan pecontohan seluas satu hektare yang ditanami tiga varietas padi unggul, berlokasi di Desa Tuik, Kecamatan Kelapa," ujar Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Barat Darmono di Muntok, Selasa (16/10) sebagaimana dikutip dari Antaranews.
Ia menjelaskan, sebagian besar petani di daerah itu masih menanam varietas padi lokal "utan antu" dan belum terbiasa dengan varietas padi unggul sehingga butuh contoh pola penanaman, perawatan dan hasil produksinya.
Pada lahan percontohan tersebut saat ini ditanami tiga varietas padi unggul nasional yaitu Inpari4, Inpari5 dan Inpari6 yang penanamannya bekerja sama antara Pemkab, BPTP Provinsi Babel dan gapoktan setempat.
Menurut dia, karakter petani di daerah itu membutuhkan bukti nyata terlebih dahulu dan mereka akan berpindah sendiri jika melihat sendiri pola penanaman, perawatan dan produksi jenis lain jika dinilai lebih menguntungkan.
"Dengan adanya percontohan lahan yang ditanami bibit padi unggul tersebut, kami berharap secara perlahan petani di daerah itu beralih ke varietas unggul yang telah direkomendasikan, dalam upaya peningkatan produksi beras di daerah itu," ujarnya.
Untuk pencapaian produksi, kata dia, varietas unggul tersebut bisa menghasilkan sekitar tiga ton per hektare sekali panen, sementara untuk padi lokal yang selama ini ditanam petani didaerah itu rata-rata 1,6 ton per hektare sekali panen.
Dengan perbandingan itu, kata dia, diharapkan petani setempat beralih ke benih padi varietas unggul tersebut sehingga bisa meningkatkan produksi sekaligus mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari luar daerah.
"Petani tidak perlu ragu pindah ke varietas unggul nasional, karena tanaman pad memiliki kemampuan adaptasi tinggi sehingga cocok ditanam di seluruh daerah, yang penting tahu perlakuan apa yang dibutuhkan tanaman tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan, padi varietas unggul tersebut membutuhkan perlakuan khusus seperti masa pemupukan berkala, penyiangan tanaman gulma rutin dan perawatan lainnya yang tidak sama dengan karakteristik padi lokal.
"Perbedaan perlakuan pada varietas unggul ini biasanya menjadi faktor yang mengurangi minat petani menenamnya karena mereka dituntut lebih fokus pada perawatan tanaman, sementara tradisi yang berkembang saat ini, setelah tanam ditinggal begitu saja," kata dia.
Namun, kata dia, dengan adanya lahan percontohan, pelatihan dan pendampingan secara terus menerus oleh para PPL yang tersebar di setiap desa, diharapkan petani lokal semakin tertarik menanam jenis padi varietas unggul.
Redaktur: Yudi Dwi Ardian