Mereka yang gemetar saat berhadapan dengan Jokowi-Ahok
GEBRAKAN 100 HARI JOKOWI BASUKI #36
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menghendaki perombakan, di tiap tingkatan birokrasi. Maka tidak heran, jika Jokowi sering memanggil wali kota, camat, hingga lurah ke Balai Kota. Tujuannya, tidak lain untuk memantau kinerja para pelayan warga Jakarta tersebut.
Saat memanggil, Jokowi lebih banyak menanyakan alokasi anggaran yang telah disalurkan, progres kebijakan yang sedang berlangsung, hingga menawarkan bantuan dana. Namun tidak sedikit para pejabat yang 'diinterogasi' Jokowi, bersikap tidak wajar, seperti gemetar atau gelagapan.
Seperti yang terjadi pada Camat Makassar, Makmun Gozali, saat dipanggil Jokowi ke Balai Kota (20/11). Makmun terlihat tidak fokus dan gugup ketika menjawab pertanyaan yang diajukan Jokowi.
"Camat Makasar ada, silakan maju pak!" perintah Jokowi. "Anggaran di kecamatan berapa pak?"
"Rp 4 miliar, untuk jalan," jawab Makmun gugup.
Jokowi kembali bertanya "Jalan apa? Bangun jalan atau apa?".
Sejenak dan gugup Gozali mengulang kembali jawabannya, "jalan pak," ulangnya.
"Jalan apa," timpal Jokowi.
Sontak tanpa dikomando, sebagian besar lurah dan camat yang ada di dalam ruang, tersenyum lebar dan menertawakan. "Ketahuan ini gak pernah ke lapangan, ketahuan..," bisik salah seorang lurah.
"Jalan perbaikan," kata Makmun terbata-bata dan gugup menjawab pertanyaan Jokowi.
"Besok saya cek loh," ujar Jokowi menutup pembicaraan.
Hal senada juga terjadi pada Kepala SMAN Unggulan Muhammad Husni Thamrin (MHT) Bambuapus, Cipayung Jakarta Timur, Djumadi saat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengunjungi sekolahan tersebut (14/11).
Namun berbeda dengan Makmun, Djumadi terlihat gugup saat memberikan sambutan kedatangan Ahok. Hal itu terlihat dari caranya membenarkan posisi mic dengan menggunakan tangan kanannya. Entah karena sebab apa Djumadi gugup, jempolnya terlihat bergerak sendiri seperti menggigil.
Tidak hanya itu, nada bicara Djumadi juga terdengar datar dan pelan. Dan juga, sepanjang memberikan sambutan, Djumadi lebih banyak melipat jemarinya sambil jempolnya bergerak sendiri.
Dalam sambutannya, Djumadi menerangkan profil SMAN MHT kepada Ahok dan jajaran pejabat Pemprov DKI yang ikut dalam rombongan. Menurutnya, SMAN MHT berbeda dari sekolah pada umumnya
"Sekolah ini didirikan adalah sekolah khusus, untuk mendidik anak cerdas dan istimewa. Dalam perkembangannya, SK nya sekolah khusus, tapi tidak diikuti oleh aturan-aturan khusus, berjalan apa adanya," kata Djumadi.
Editor: M. Amin
Sumber :