Soekarno dan Hatta pantas diberikan gelar pahlawan nasional

Sabtu, November 10, 2012 0 Comments


Wawancara Anhar Gonggong (2)

Soekarno dan Hatta pantas diberikan gelar pahlawan nasional
Sejarawan Anhar Gonggong. (merdeka.com/Islahuddin)

Sejak gelar kehormatan itu mulai diberikan pada 1959, ada istilah khusus dalam gelar pahlawan nasional. Mulai dari pahlawan perintis kemerdekaan, pahlawan kemerdekaan nasional, pahlawan proklamator, pahlawan kebangkitan nasional, pahlawan revolusi, hingga pahlawan ampera.

Tahun ini istilah-istilah itu bisa saja berubah. Terutama sejak munculnya kabar pahlawan proklamator, Soekarno-Hatta akan diberikan gelar tambahan sebagai pahlawan nasional. Apa maksud pemberian gelar tambahan itu?

Berikut penjelasan sejarawan Anhar Gonggong sekaligus tim seleksi pahlawan nasional kepadaIslahuddin dari merdeka.com dengan nada naik turun saat menerangkan makna di balik pemberian gelar tambahan bagi dua proklamator itu. Anhar ditemui di sela waktu mengajar di Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Kamis (8/11) siang.

Kenapa Bung Karno dan Bung Hatta perlu ditambahkan gelar pahlawan nasional pada keduanya, apa maksudnya atau bentuk pelecehan?

Saya berbeda pendapat dengan Asvi Marwan Adam dalam berbagai hal. Saya berbeda pendapat juga dengan Asvi soal pemberian gelar pahlawan nasional kepada Bung Karno dan Bung Hatta.

Asvi mempertanyakan kenapa memberi gelar kepada Bung Karno, dia sudah proklamator. Mulanya saya juga berpendapat seperti itu. Tapi ketika Jimly Asshidiqi menelepon saya, "Mas Anhar, ini ada begini." Saya adalah orang yang menolak pemberian gelar pahlawan kepada Bung Karno dan Bung Hatta. "Kenapa," kata Jimly. Soekarno dan Hatta itu proklamator. Selama republik ini bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, maka tidak akan ada orang lain yang menggantikan.

Tetapi ada alasan yang dikemukakan. Oke kita terima. Tapi ini dua orang, nama bandara di Cengkareng, Soekarno-Hatta, terus nama pelabuhan di Makasar juga sama. Kenapa kita tidak memberikan penghargaan masing-masing kepada mereka. Proses perjalanan mereka berdua berbeda. Dalam warna tertentu Soekarno dan Hatta kadang berbeda pendapat. Itu maksud Jimly. Oleh karena itu, kita memberikan mereka masing-masing gelar pahlawan nasional. Soekarno diberikan gelar pahlawan nasional. Hatta juga diberikan pahlawan nasional. Tetapi, dengan gelar pahlawan proklamator karena mereka satu-satunya warga negara yang memiliki dua gelar kepahlawanan yakni Soekarno dan Hatta. Itu menunjukkan kekhasan.

Lalu ada yang lain. Asvi mempertentangkan, kenapa presiden tidak menegaskan Soekarno adalah pencipta Pancasila? Saya bilang, itu tidak ada persoalan, tanpa menyebut itu semua orang tahu, untuk apalagi. Asvi meminta pada 1 Juni Soekarno disebut secara tegas, Soekarno pencipta Pancasila. Menurut dia, itu berasal dari 1 Juni sebagai hari besar, selanjutnya Pancasila.

Saya bilang tanpa menyebut itu semua orang sudah tahu. Tetapi Pancasila melalui proses untuk menjadi dasar negara. Dari 1 Juni menjadi 22 Juni 1945, dari 22 Juni menjadi 18 Agustus, baru pada 18 Agustus Pancasila menjadi dasar negara. Pada 1 Juni dan 22 Juni, Pancasila itu, kalau istilah guru besar saya di Universitas Gajah Mada, Profesor Notonegoro, 1 Juni dan 22 Juni adalah calon dasar negara dan itu logis.

Asvi kemarin bilang itu pendapat Nugroho Noto Susanto, itu tidak benar, itu pendapat Notonegoro. Notonegoro mengatakan itu saat Universitas Gajah Mada memberikan gelar doktor honoris causa kepada Soekarno, itu yang diterangkan oleh Notonegoro.

Pada 1 Juni kita belum merdeka, 22 Juni juga belum merdeka. Baru pada 18 Agustus kita sudah merdeka. Ada perbedaan sekarang bisa dilihat di antara ketiga waktu itu. Kata Pancasila hanya bisa dicari pada 1 Juni, selain itu tidak ada. Di dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 juga tidak ada, yang disebutkan cuma butir-butirnya. Tetapi rakyat harus ingat, di mana pun Anda bicara Pancasila di situ ada Soekarno dan tidak pernah tidak ada. Dan 1 Juni dia berposisi sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) personlig (personal) pemimpin bangsa Indonesia personlig, intelektual politikus personlig, mengusulkan kepada BPUPKI atas permintaan dari ketua, lalu dia rumuskan kemudian ditawarkan. "Dasar negara saya tawarkan kepada Anda adalah ini, Pancasila. Kalau Anda tidak senang dengan Pancasila bisa diperas menjadi trisila, kalau Anda tidak senang dengan trisila bisa diperas dengan nama gotong royong atau ekasila.

Baru kemudian, setelah Soekarno membacakan itu anggota sidang terbelah dua. Bertengkarlah anggota BPUPKI itu. Ada yang mengatakan setuju dengan Soekarno dan ada yang menolak dan harus ada rumusan lain. Kemudian ketua BPUPKI Radjiman mengatakan, "Anda yang bertengkar, bentuk panitia kecil. Temukan formula pendapat Anda sesuai yang diperdebatkan. Selesaikan perbedaan Anda." Maka dibentuklah panitia sembilan. Dari anggota 38 orang yang berada di Jakarta. Nah ketuanya saat itu Soekarno dan wakil ketuanya Hatta, ditambah tujuh orang anggota. Maka pada 22 Juni lahirlah Pancasila Piagam Jakarta. Piagam Jakarta adalah istilah Muhammad Yamin.

Satu, ketuanya adalah Soekarno, jadi yang menentukan apakah formulasi itu diterima atau ditolak adalah Soekarno juga. Anda tahu, ketika Piagam Jakarta itu dibicarakan dan mau diubah, salah seorang yang menolak perubahan itu adalah Soekarno. "Kenapa kita mau mengubah. Ini pekerjaan kita yang dikerjakan bersama dalam waktu sekian lama kita bertengkar," kata Soekarno.

Pada 18 Agustus, Hatta mengatakan dalam bukunya Riwayat Proklamasi, ada orang mendatangi dia dan Bung Hatta tidak menyebut siapa orang itu. Orang itu mengaku diutus mewakili Indonesia Timur, mengatakan tidak setuju dengan isi Piagam Jakarta. Hatta juga bertengkar dengan utusan itu, dia tidak langsung menerima. "Ini sudah kita bicarakan dan ini terbatas pada orang Islam, di luar itu tidak perlu," kata Hatta. Tapi akhirnya, opsi utusan dari Indonesia Timur yang mengatakan di wilayahnya mayoritas non-Islam, menolak kata-kata, "Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya." Dan Hatta mengatakan, "Kalau nanti kita rapat, sebelum masuk rapat saya melakukan lobi." Maka Soekarno, Hatta, Yamin melakukan dialog. Akhirnya disepakati tujuh kata itu dihilangkan dan diganti Ketuhanan yang Maha Esa. Itu pada 18 Agustus. Siapa menentukan itu, Soekarno juga sebagai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), wakilnya Hatta.

Jadi kalau dikatakan Pancasila itu hanya milik personlig dalam pengertian Pancasila sebagai dasar negara, itu tidak benar. Yang menjadi milik pribadi Soekarno itu hanya 1 Juni. Setelah itu menjadi milik bersama karena dirumuskan bersama-sama. Dan Soekarno menentukan disetujui atau tidak. Perubahan itu disetujui oleh Soekarno dalam posisi dia sebagai ketua dalam rapat itu. Lalu apanya yang mau dipertengkarkan. Tidak ada. Kalau ada yang bilang ada yang menciptakan Pancasila lain, tolong buktikan kepada saya.

Berarti Anda setuju dengan gelar pahlawan nasional bagi Soekarno dan Hatta selain sebagai pahlawan proklamasi?

Saya akhirnya setuju dengan catatan tadi. Argumentasi digunakan Jimly Assidiqi akhirnya saya terima. Saat kita rapat bersama, termasuk juga Asvi pada dasarnya setuju kok. Saya tidak tahu kenapa dalam acara di JakTV dia tiba-tiba tidak setuju. Saya dengar juga dia memberi wawancara pada media lain, dia bilang juga tidak setuju. Saya tidak tahu apa alasannya. Buktinya saat kami rapat di satu tempat bersama dengan Jimly, terus bersama Tohari, wakil ketua MPR, Asvi duduk di samping saya bicara setuju hal itu. Kalau wawancara di media lain dia bilang tidak setuju dengan itu atau melecehkan Soekarno dan Hatta berarti dia menjilat ludahnya sendiri.

Asvi setuju dalam rapat itu, tanya pada Jimly, tanya pada Tohari sebagai saksi dalam rapat itu. Apanya yang dilecehkan, tidak ada. Tadi malam saya merenung, mungkin ini adalah rekonsiliasi di antara kita. Oleh karena itu, ketika Asvi bilang belum selesai, saya bilang sudah selesai. Tidak ada lagi stigma bagi Soekarno. Perkara urusan Tap MPR itu tidak ada persoalan lagi. Bagi saya sudah selesai. Soekarno kembali sebagai pemimpin besar, pemimpin yang pernah merumuskan republik ini, pendiri republik ini, dan sebagai presiden pertama, dia utuh ada di situ. Dengan gelar pahlawan itu, Hatta juga demikian. Apa yang mau dipersoalkan. Tolong baca argumen saya kalau Anda tidak setuju.




Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber : 

DaVina News

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.