Prijanto : Saya Tidak Bisa Bekerja Dengan Orang Yang Suka Melanggar Aturan
Prijanto | Sorotnews |
Ada dua alasan wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mundur dari jabatannya. Pertama, dari sisi psikologis, dirinya merasa tidak dianggap lagi oleh Gubernur, Fauzi Wibowo (Foke).
"Bagaimana mungkin, dalam suatu acara resmi saya tidak diberi kesempatan untuk melakukan kata sambutan. Lalu, saat saya hadir dalam suatu acara tetapi yang memberi sambutan ternyata pejabat dinas,"ujar Prijanto saat menjadi pembicara dalam diskusi Mahkamah Intelektual yang bertema Menguji Kejujuran dan Kebenaran Buku Mengapa Saya Mundur yang di gelar di Pullham Hotel, Jakarta, Rabu (5/9/2012).
Yang kedua, Prijanto juga berpendapat dirinya tidak bisa bekerjasama dengan orang yang melanggar aturan dalam membuat kebijakannya. Contohnya, seperti mengangkat direksi PDAM di BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) DKI Jakarta. Dalam Peraturan Mendagri (Menteri Dalam Negeri) dan Peraturan Menkeu (Menteri Keuangan) yang mengatur khusus untuk PDAM, bahwa direksi PDAM minimal 50 tahun dan pernah berpengalaman di perusahaan 5 tahun.
"Tetapi kenyataannya, yang diangkat adalah pensiunan kepala dinas, kalau pensiunan kepala dinas pasti sudah 50 tahun lebih. Dan Dinas bukanlah perusahaan," tambah Purnawirawan ini.
Selain itu, Foke juga pernah berbuat semena-mena terhadap Direktur Operasional PD Pasar Jaya."Saat itu, saya mendapat laporan dari luar, pak itu direktur operasional pasar jaya diganti, saya jawab enggak, saya gak paraf.
Itu sudah ada keputusan Gubernurnya. Wah berarti saya dilewati ini. Lalu saya chek, ke Dirut (Direktur Utama) Pasar Jaya kenapa direktur operasional diganti. Apakah dia korupsi, tidak bisa kerja apa main perempuan. Enggak pak dia bagus jawab, dirut pasar jaya klo gak ada dia Pasar Jaya itu gak jalan. Lalu kenapa diganti itu kan kewenangan gubernur," imbuhnya.
Itu sudah ada keputusan Gubernurnya. Wah berarti saya dilewati ini. Lalu saya chek, ke Dirut (Direktur Utama) Pasar Jaya kenapa direktur operasional diganti. Apakah dia korupsi, tidak bisa kerja apa main perempuan. Enggak pak dia bagus jawab, dirut pasar jaya klo gak ada dia Pasar Jaya itu gak jalan. Lalu kenapa diganti itu kan kewenangan gubernur," imbuhnya.
Karena itulah, Prijanto menilai bahwa Foke bisa dikatakan raja lalim. Sebab, PNS saja dua tahun sebelum pensiun sudah diberitahu. Tetapi direktur Operasional Pasar Jaya dicopot tanpa ada ujung pangkalnya.
"Pucuk kepimpinan itu kan ada di pemipinan, tetapi kalau pimpinan itu semau-maunya itu saya katakan, namanya raja lalim," katanya.
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Sorotnews