Tampilkan postingan dengan label EURO 2012. Tampilkan semua postingan

Louis Van Gaal Pelatih Baru Belanda Hingga Piala Dunia 2014



Louis van Gaal. (AFP)
Louis van Gaal. (AFP)
Menggantikan Bert van Marwijk yang gagal memberi satu kemenangan pun bagi Belanda di Euro 2012

Louis van Gaal, yang pernah sukses bersama Ajax Amsterdam, Barcelona, dan Bayern Munchen ditunjuk sebagai pelatih baru Tim Nasional Belanda, menggantikan Bert van Marwijk yang mengundurkan diri setelah kegagalan memalukan di Piala Eropa 2012.

"Federasi sepak bola kerajaan Belanda (KNVB) petang ini menyepakati perjanjian dengan Louis van Gaal atas penunjukannya sebagai pelatih kesebelasan Belanda," kata KNVB dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP.

"Van Gaal telah menandatangani kontrak yang akan mengikat dia dari 1 Agustus mendatang hingga akhir Piala Dunia 2014," bunyi pernytaan itu lebih lanjut.                                                                                                                                                                                                                                                      

Penunjukan itu mengakhiri spekulasi yang berawal dari pengunduran diri Marwijk pada 27 Juni silam setelah tim yang dia bangun gagal meraih satu kemenangan pun di babak penyisihan Piala Eropa Polandia - Ukraina.                                            

Van Gaal (60) dikenal dengan pengalamannya sebagai pemain dan pelatih suskses di Ajax dengan kemenangan atas tiga gelar domestik dari tahun 1994 hingga 1996. Meski demikian ia sempat membuat blunder besar ketika gagal membawa Belanda lolos ke Piala Dunia 2002 di Korea dan Jepang.

Sebelumnya Mei silam Van Gaal diisukan akan menangani Liverpool setelah klub Inggris itu memecat pelatih Kenny Dalglish.

Zidane Saingi Deschamps jadi Pelatih Prancis



Zinedine Zidane.
Zinedine Zidane. (sumber: AFP)
Presiden FFF disebut-sebut menyambut baik dan tengah mempertimbangkan niat yang sempat diutarakan Zidane.

Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) dilaporkan punya kandidat kuat lain sebagai calon pelatih timnas Prancis, selain Didier Deschamps yang banyak disebut-sebut belakangan. Dia adalah Zinedine Zidane, sosok yang juga merupakan mantan bintang populer Prancis.

Berdasarkan laporan dari L'Equipe, meski Zidane yang kini menjabat sebagai Direktur Olahraga Real Madrid itu tak punya pengalaman melatih sebelumnya, ia tetap dinilai layak dan potensial untuk melatih Prancis.

Sebagaimana diketahui, usai penampilan Prancis yang dinilai gagal di Euro 2012, Laurent Blanc resmi mengundurkan diri sebagai pelatih pada 30 Juni lalu. Deschamps pun lantas disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk menggantikannya, terutama juga karena dua hari setelahnya ia resmi berhenti dari kursi pelatih Marseille.

Akan halnya Zidane, ia sendiri pernah mengatakan bahwa dirinya berminat untuk mengemban tugas sebagai pelatih Prancis suatu saat nanti. "Saya ingin mulai bersiap untuk mengemban tugas pelatih. Lapangan pertandingan adalah sesuatu yang kukenal dengan baik," ungkapnya akhir bulan lalu, sebagaimana dikutip Le Journal de Saone-et-Loire.

"Saya telah menjalani 20 tahun yang penuh momen spesial dalam hidup saya, dan saya ingin menyalurkan dan membagi pengalaman saya itu dengan yang lainnya," tutur Zidane pula.

Pernyataan itu nyatanya disambut baik oleh Presiden FFF, Noel Le Graet, yang saat ini disebut-sebut mempertimbangkan serius untuk menjadikan sosok penting dalam prestasi juara Prancis di Piala Dunia (PD) 1998 itu sebagai pelatih.

Berbicara kepada wartawan usai dirilisnya pernyataan Zidane itu, Le Graet mengatakan bahwa ia menyambut baik niat sang bintang. "Saya merasa hal itu menyenangkan sekali, bahwa dia telah mengungkapkan hasrat untuk berada dekat dengan timnas Prancis," katanya.

"Dia memimpikan untuk bisa menjadi pelatih timnas Prancis dalam satu dekade. Itu benar-benar terdengar menyenangkan," lanjut Le Graet.

Seperti diketahui, Blanc, Deschamps, maupun Zidane, juga pernah satu tim dulunya sebagai pemain, khususnya saat mereka sukses merebut trofi di Euro 2000.
 

Xavi, Casillas dan Del Bosque Perekat Timnas Spanyol



Xavi Hernandez (Spanyol)
Xavi Hernandez (Spanyol) (sumber: EPA)
Dalam Timnas Spanyol ternyata terjadi konflik yang nyaris memecah belah mereka.

Spanyol pantas bersyukur memiliki sosok Xavi Hernandez, Iker Casillas. Berkat keberadaan ketiganya Timnas Spanyol tetap utuh dan berhasil menjuarai Euro 2012.

Padahal perpecahan yang terjadi di tim lain pada Euro 2012, seperti di Timnas Belanda serta Prancis membuat keduanya harus terlempar dari Polandia-Ukraina.

Menjelang Euro 2012, ketengangan antar para pemain La Furia Roja memanas karena perbedaan klub yang menjadi rival sejati di La Liga, Barcelona dan Real Madrid. Del Bosque secara terbuka mengakui terjadi perselisihan antara Gerard Pique serta Sergio Ramos.

Kini setelah Spanyol menjuarai Euro 2012, ayah Xavi, Joaquin Hernandez mengungkapkan kalau pertentangan dalam skuat ternyata lebih rumit dan pelik. 

"Iker mendapat masalah dengan (pelatih) Jose Mourinho karena ia tak ingin berhenti bersahabat dengan Xavi. Masalah itu semakin mencuat dan setiap orang mengetahui soal itu. Kalau bukan karena Casillas, Xavi dan Del Bosque, Timnas takkan berhasil menjadi juara. Kondisinya menjadi rumit karena El Clasicos," ungkap Hernandez.

"Pertemanan antar para pemain nyaris rusak. Ada pertengkaran-pertengkaran. Selain itu ada juga perselisihan antara (Alvaro) Arbeloa, Xabi Alonso serta Sergio Ramos serta bagaimana perilaku mereka kepada teman-teman lainnya. Kelakuan dari beberapa pemain sudah tidak pantas. Untungnya Iker dan Xavi akhirnya turut campur (dan pertengkaran itu bisa didamaikan)."
 

Tim Terbaik UEFA versus Tim Muda Pilihan


Euro 2012
Robert Lewandowski (Polandia)
Robert Lewandowski (Polandia) (sumber: EPA)
Jika diadu duet Ronaldo-Ibrahimovic di bawah asuhan Del Bosque misalnya, dengan Welbeck-Lewandowski yang dilatih Loew, kira-kira siapa yang unggul?

Tak lama setelah Piala Eropa (Euro) 2012 tuntas, usai Spanyol mencatat sejarah dengan mempertahankan trofi, setelah mengalahkan Italia 4-0 di final, UEFA pun segera merilis Tim All-Stars alias Tim Terbaik (Team of the Tournament) ajang itu. Tim berjumlah 23 orang (sesuai kuota pemain kontestan Euro) yang tampak kuat dan meyakinkan.

Siapa saja yang melakukan pemilihan? Disebutkan di situs UEFA, beberapa pejabat berwenang UEFA ikut serta di tim pemilihan yang konon sudah memantau langsung sejak digelarnya laga pembuka itu. Ikut pula terlibat di sana sejumlah pelatih dan tokoh sepak bola Eropa dan dunia.

Mereka yang ada di tim itu adalah Direktur Teknis UEFA Andy Roxburgh, Fabio Capello (Italia), Jerzy Engel (Polandia), Dusan Fitzel (Republik Ceko), Gerard Houllier (Prancis), Lars Lagerback (Swedia), Gyoergy Mezey (Hungaria), serta Holger Osieck (pelatih Australia). Jean-Paul Brigger dan Walter Gagg ikut serta memberikan input dari FIFA, sementara Mordechai Shpigler terlibat sebagai penghubung ke Komite Bantuan Teknis dan Pengembangan UEFA.

Karena dikhususkan untuk pemain, UEFA sengaja tak memilih nama pelatih di situ. Tapi, dengan Spanyol yang jadi juara dan "menyumbangkan" 10 pemain di sana, rasanya pantas saja jika Vicente Del Bosque dipasangkan sebagai pelatih. Hanya saja, apakah tim ini benar-benar kuat, misalnya, jika diadu dengan tim pilihan lain (Euro 2012)?

Beritasatu.com lantas coba memilihkan "lawan yang pantas" untuk tim ini, yaitu Tim Muda Pilihan di Euro 2012. Disebut muda di sini adalah dengan ukuran pemain yang berusia 23 tahun ke bawah. Sayang, khusus di posisi kiper, lantaran tidak mudah mencari kandidat yang pantas, ukuran itu "terpaksa sedikit dilanggar" dengan memasukkan 2 pemain berusia 24 dan 25 tahun.

Sementara, oleh karena empat pemain hebat berusia 23 tahun ke bawah, yaitu Jordi Alba dan Sergio Busquets (Spanyol), Mesut Oezil (Jerman) dan Mario Balotelli (Italia), sudah masuk dalam Tim All-Stars UEFA, mereka tidak dimasukkan lagi di Tim Muda Pilihan ini. Hasilnya adalah seperti daftar di bawah, dengan jumlah juga 23 orang, serta didominasi Jerman dengan 8 pemain (karenanya pelatih yang dipilih adalah Joachim Loew).

Nah, silakan saja bandingkan kekuatan mereka. Berani "pegang" yang mana kalau mereka bertarung?

TIM ALL-STARS (Terbaik) Euro 2012 Pilihan UEFA :

Kiper:
 Gianluigi Buffon (Italia), Iker Casillas (Spanyol), Manuel Neuer (Jerman).
Belakang: Gerard Pique (Spanyol), Fabio Coentrao (Portugal), Philipp Lahm (Jerman), Pepe (Portugal), Sergio Ramos (Spanyol), Jordi Alba (Spanyol).
Tengah: Daniele de Rossi (Italia), Steven Gerrard (Inggris), Xavi Hernandez (Spanyol), Andres Iniesta (Spanyol), Sami Khedira (Jerman), Sergio Busquets (Spanyol), Mesut Oezil (Jerman), Andrea Pirlo (Italia), Xabi Alonso (Spanyol).
Depan: Mario Balotelli (Italia), Cesc Fabregas (Spanyol), Cristiano Ronaldo (Portugal), Zlatan Ibrahimovic (Swedia), David Silva (Spanyol).

Pelatih (tambahan): Vicente Del Bosque (Spanyol).


TIM MUDA Pilihan Euro 2012 (versi Beritasatu) :

Kiper:
 Wojciech Szczesny (22 tahun/Polandia), Rui Patricio (24/Portugal), Joe Hart (25/Inggris).
Belakang: Holger Badstuber (23/Jerman), Mats Hummels (23/Jerman), Jerome Boateng (23/Jerman), Jetro Willems (18/Belanda), Simon Kjaer (23/Denmark).
Tengah: Yann M'Vila (22/Prancis), Toni Kroos (22/Jerman), Marco Reus (23/Jerman), Mario Goetze (20/Jerman), Ivan Perisic (23/Kroasia), Christian Eriksen (20/Swedia), Alex Oxlade-Chamberlain (18/Inggris), Alan Dzagoev (22/Rusia), Vaclav Pilar (23/Ceko).
Depan: Theo Walcott (23/Inggris), Danny Welbeck (21/Inggris), Thomas Mueller (22/Jerman), Andre Schuerrle (21/Jerman), Nelson Oliveira (20/Portugal), Robert Lewandowski (23/Polandia).

Pelatih: Joachim Loew (Jerman).
 

Madrid Dapatkan Uang Terbanyak dari Euro 2012



Pemain Real Madrid merayakan kemenangan usai mengalahkan Barcelona dengan skor 2-1. FOTO:  JOSEP LAGO/AFP
Pemain Real Madrid merayakan kemenangan usai mengalahkan Barcelona dengan skor 2-1. FOTO: JOSEP LAGO/AFP
UEFA akan membayarkan dana kompensasi bagi klub yang pemainnya berpartisipasi di Euro 2012.

Komite Eksekutif UEFA sudah menyetujui mekanisme pendistribusian kompensasi kepada klub yang para pemainnya berpartisipasi di Euro 2012. Dana senilai €60 juta (Rp706,373 miliar) akan dibagikan berdasarkan nilai tetap setiap pemain per harinya di putaran final Euro 2012.

Ada hampir 580 klub yang mewakili 53 negara yang menjadi anggota UEFA yang akan menerima dana ini. Jika ditotal dana  €100 juta (Rp1,177 triliun) akan dibagikan UEFA, dimana €40 juta (Rp470,915 miliar) dibagikan kepada klub yang para pemainnya berlaga di babak kualifikasi Euro 2012 serta €60 juta bagi klub yang para pemainnya bermain di Polandia-Ukraina.

Real Madrid dan Bayern Muenchen menjadi klub yang paling banyak memberikan pemain di Euro 2012. Menariknya kendati Madrid hanya mengirimkan 11 pemain dibanding Muenchen yang memberikan 12 pemain, justru Los Blancos yang menerima dana lebih besar dari UEFA.

Hal ini karena para pemain Madrid bermain lebih gemilang dibanding pemain Muenchen. Lima pemainLos Blancos tampil di final yaitu Iker Casillas, Alvaro Arbeloa, Sergio Ramos, Xabi Alonso dan Raul Albiol, lima pemain lain di semifinal yaitu Mesut Ozil, Sami Khedira, Cristiano Ronaldo, Pepe serta Fabio Coentrao serta satu pemain lain di perempatfinal, Karim Benzema.

Jika ditotal, para pemain Madrid tampil dalam 227 hari bagi negaranya dibanding 205 hari untuk pemain Muenchen.

Hormati Italia, Casillas Sempat Minta Wasit Hentikan Laga



Iker Casillas.
Iker Casillas. (sumber: AFP)
"Hormati rival kami. Hormati Italia. Sudah 4-0, bukan?"

Iker Casillas ternyata tak hanya seorang kiper yang piawai menghentikan peluang lawan, tapi juga seorang yang sportif. Kapten Spanyol ini ternyata juga sempat meminta asisten wasit untuk menghentikan pertandingan ketika melihat Italia kewalahan di final Euro 2012, Minggu (1/7).

Pada rekaman yang beredar di Youtube terlihat Casillas meminta kepada asisten wasit untuk menghentikan pertandingan tak lama setelah Fernando Torres memberikan assist yang berbuah gol dari Juan Mata. Gol itu pula membuat kedudukan menjadi 4-0.

Cassilas mendekat ofisial di pinggir lapangan untuk meminta perhatiannya.

"Hormati rival kami. Hormati Italia. Sudah 4-0, bukan?" kata Casillas.

Itu adalah salah satu aksi luar biasa dari kiper yang berhasil memenangkan 100 pertandingan bersama Spanyol. Sayangnya tak ada yang bisa dilakukan asisten wasit soal itu.
 

Hormati Italia, Casillas Sempat Minta Wasit Hentikan Laga



Iker Casillas.
Iker Casillas. (sumber: AFP)
"Hormati rival kami. Hormati Italia. Sudah 4-0, bukan?"

Iker Casillas ternyata tak hanya seorang kiper yang piawai menghentikan peluang lawan, tapi juga seorang yang sportif. Kapten Spanyol ini ternyata juga sempat meminta asisten wasit untuk menghentikan pertandingan ketika melihat Italia kewalahan di final Euro 2012, Minggu (1/7).

Pada rekaman yang beredar di Youtube terlihat Casillas meminta kepada asisten wasit untuk menghentikan pertandingan tak lama setelah Fernando Torres memberikan assist yang berbuah gol dari Juan Mata. Gol itu pula membuat kedudukan menjadi 4-0.

Cassilas mendekat ofisial di pinggir lapangan untuk meminta perhatiannya.

"Hormati rival kami. Hormati Italia. Sudah 4-0, bukan?" kata Casillas.

Itu adalah salah satu aksi luar biasa dari kiper yang berhasil memenangkan 100 pertandingan bersama Spanyol. Sayangnya tak ada yang bisa dilakukan asisten wasit soal itu.
 

Ratusan Ribu Massa Sambut Timnas Spanyol di Madrid



Skuat Timnas Spanyol saat diarak di bus terbuka usai menjuarai Euro 2012. (AFP)
Skuat Timnas Spanyol saat diarak di bus terbuka usai menjuarai Euro 2012. (AFP)
"Adalah satu kehormatan dan kebahagiaan menjadi kapten dari tim ini."

Spanyol sudah berhasil menjuarai Euro 2008 dan Piala Dunia 2010, tapi hal itu tak membuat masyarakat berhenti menyambut pahlawan mereka dari Euro 2012. Timnas Spanyol yang baru berhasil menjuarai Euro 2012 disambut meriah ratusan ribu massa di Madrid.

Pesta kemenangan sudah dimulai sejak wasit Pedro Proenca meniup peluit panjang saat La Furia Roja menggilas Italia, 4-0 di Kiev, Minggu (1/7). Tim Matador sendiri tiba di Bandara Barajas, Madrid, Senin (2/7) waktu setempat dan segera disambut pendukungnya.

Setelah datang, skuat Spanyol yang dilatih Vincente Del Bosque segera menghadap Raja Juan Carlos. 

Setelah itu skuat segera diarak di bus terbuka berkeliling jalan protokol Madrid. Ratusan ribu pendukung menyambut para pahlawan mereka saat mereka mulai naik ke bus di Plaza de Cibeles. Saat naik ke bus, kiper Liverpool Jose Reina menjadi pembawa acara yang memperkenalkan satu per satu anggota skuat Spanyol.

"Ini adalah tim legendaris. Kami sudah melakukan satu hal yang belum pernah dilakukan oleh tim manapun dalam sejarah sepak bola," ujar Reina.

Saat Andres Iniesta naik ke bus dan diperkenalkan Reina, pemain terbaik Euro 2012 itu mendapatkan sambutan yang paling meriah. Begitu pula saat bek Sergio Ramos menaiki bus parade.

"Ini adalah satu kehormatan dan kebahagiaan untuk menjadi kapten dari tim ini. Kemenangan ini kami persembahkan untuk Anda semua," ujar sang kapten Iker Casillas.
 

Xavi: Saya akan Main di Piala Dunia 2014



Xavi Hernandez (Spanyol)
Xavi Hernandez (Spanyol) (sumber: EPA)
"Secara prinsip, ya, saya akan ikut tampil di sana (PD 2014)."

Pemain tengah andalan timnas Spanyol, Xavi Hernandez, mengungkapkan indikasi kuat bahwa dirinya masih akan ikut serta bersama La Furia Roja di Piala Dunia (PD) 2014 di Brazil, terutama jika dirinya dalam keadaan sehat dan bugar.

Sebagaimana diketahui, Xavi adalah pemain yang bisa dikatakan banyak mengatur alur serangan Spanyol. Di final Euro 2012 melawan Italia yang berkesudahan 4-0 kemarin, pemain berusia 32 tahun ini bahkan menumbangkan dua assist.

Sabtu (30/6) sebelum penampilan di final Euro, Xavi sempat menyampaikan kepada media massa bahwa dia belum yakin soal (kelanjutan) masa depannya di timnas Spanyol. Namun belakangan, Xavi mengaku masih sangat terbuka kemungkinan ikut sertanya dia di ajang PD di Brazil, di mana dirinya nanti akan berusia 34 tahun.

"Jika saya merasa baik-baik saja, saya akan berada di sana," ujar Xavi, seperti dikutip Marca. "Saya akan berbicara dengan pelatih Vicente del Bosque (kelak). Tapi secara prinsip, ya, saya akan ikut (tampil) di sana (PD 2014)," tegasnya.

Lebih jauh, Xavi mengaku bahwa ia sempat kehilangan sentuhan kemampuan umpan penentunya selama beberapa pertandingan di Euro 2012. Namun ia terbukti bisa mengembalikan kemampuannya itu di laga final yang penting melawan Italia.

"Hari ini (Minggu), ya, saya memang merasa lebih bisa menjadi penentu," aku Xavi. "Saya sempat merasa kehilangan kemampuan mengirim umpan penentu tersebut, tapi di final saya akhirnya mampu (kembali) mengirimkan dua (assist)," lanjutnya.
 

Buffon: Tak Ada Perlawanan, Spanyol Terlalu Superior



Gianluigi Buffon (Timnas Italia). (Mirror)
Gianluigi Buffon (Timnas Italia). (Mirror)
Menurut Buffon, perbedaaan kelas antara kedua tim yang berlaga di final itu cukup kentara.

Penjaga gawang Italia, Gianluigi Buffon, merasakan bahwa Italia memang benar-benar kalah kelas dari Spanyol, dalam laga final Piala Eropa (Euro 2012) yang berkesudahan 4-0 bagi Spanyol, tadi malam.

Kiper klub Juventus yang juga berposisi sebagai kapten itu menyatakan bahwa perbedaaan kelas antara kedua tim yang berlaga tadi malam cukup kentara, serta menegaskan bahwa nyaris tidak ada perlawanan dari timnya di laga itu.

"Malam ini, tidak ada perlawanan (dari kami). Mereka (Spanyol) terlalu superior. Maka, kepahitan yang dirasakan dari kekalahan di final ini sifatnya relatif saja, "kata Buffon, seperti dikutip Rai Sport.

"Pertandingan itu (harus) berakhir jelek (bagi kami) karena kami menghadapi tim yang memang pantas untuk menang. Terkadang dalam kehidupan, Anda harus bisa menerima kekalahan dan memuji lawan yang memang lebih baik," lanjutnya.

"Mereka memiliki banyak pemain yang terbiasa tampil dengan tipe permainan tertentu, dalam laga-laga penting seperti final Kejuaraan Eropa (Euro) ini," tambah Buffon pula.

"Saya kira, sedari awalnya, kami harus membayar mahal (menerima kekalahan) karena kami bukanlah tim Italia yang sama seperti sebelumnya. Jadi, kami tak punya hal yang bisa dikeluhkan. Spanyol adalah tim yang lebih hebat, dan kami mengucapkan selamat kepada mereka," tegasnya.

VIDEO: Kubur Italia, Spanyol Juarai Piala Eropa



Timnas Spanyol saat merayakan gelar juara Piala Eropa 2012. (AFP)
Timnas Spanyol saat merayakan gelar juara Piala Eropa 2012. (AFP)
Belum ada satu pun negara yang mampu mempertahankan gelar paling bergengsi di Benua Biru itu. Bravo Spanyol. 

Pada laga final Euro 2012 ini, Spanyol bermain luar biasa, meski tidak menurunkan striker murni pada babak awal. Terbukti La Furia Roja mampu menyarangkan empat gol ke gawan Gianluigi Buffon, lewat aksi David Silva, Jordi Alba, Fernando Torres dan Juan Mata.

Sementara, Italia, yang sempat memberikan perlawanan, akhirnya menyerah lantaran kehabisan tenaga. Dua pemainnya Giorgio Chielini dan Thiago Motta terpaksa ditarik keluar lantaran mengalami cedera. 

Kemenangan tersebut juga merupakan sejarah baru bagi kompetisi Piala Eropa. Pasalnya, selain Spanyol, belum ada satu pun negara yang mampu mempertahankan gelar paling bergengsi di Benua Biru itu. 

Kebahagiaan Spanyol juga kian lengkap dengan terpilihnya Fernando Torres sebagai topskor. El Nino, berhasil menorehkan tiga gol selama kompetisi. Bravo Spanyol.

 

Kelelahan Buat Italia Tak Berdaya Hadapi Spanyol



Gelandang andalan Timnas Italia Andrea Pirlo tak bisa menahan kesedihannya usai ditaklukkan Spanyol, 4-0 di partai puncak Euro 2012. (AFP)
Gelandang andalan Timnas Italia Andrea Pirlo tak bisa menahan kesedihannya usai ditaklukkan Spanyol, 4-0 di partai puncak Euro 2012. (AFP)
"Satu-satunya penyesalan adalah kami tak memiliki waktu beberapa hari untuk memulihkan diri."

Faktor kelelahan akhirnya membuat Italia harus takluk di tangan Spanyol. Dipaksa bermain dengan 10 orang, di 30 menit terakhir, Italia seperti tak memiliki jawaban atas operan-operan ala tiki-taka yang diperagakan Spanyol di partai puncak Euro 2012.

Bahkan Mario Balotelli tak bisa menjadi faktor pembeda pada partai kali ini. 

Kekalahan telak 0-4 yang menjadi selisih angka terbesar di babak final sepanjang sejarah Piala Eropa menjadi bukti sahihnya. Rekor ini mengalahkan kemenangan telak 3-0 yang diraih Jerman Barat atas Rusia di final Euro 1972.

"Ini adalah Piala Eropa yang luar biasa bagi kami. Satu-satunya penyesalan adalah kami tak memiliki waktu beberapa hari untuk memulihkan diri. Anda bisa melihat (sejak awal pertandingan) kalau mereka (Spanyol) lebih bugar secara fisik," ungkap pelatih Italia Cesare Prandelli.

Prandelli tak bisa memungkiri kelelahan fisik membuat Italia sudah tertinggal pada menit ke-14 lewat gol dari David Silva. Padahal saat itu Italia menaruh delapan pemain untuk mengawal lini pertahanan mereka.

Tujuh menit kemudian bek kanan Giorgio Chiellini harus ditarik keluar karena cedera hamstring.

Sementara itu kondisi Daniele De Rossi juga tak bugar 100 persen. Gol dari Jordi Alba pada menit ke-41 yang terjadi setelah melewati kawalan Leonardo Bonucci terjadi karena bek Italia tak memiliki tenaga untuk menutup geraknya.

Bahkan De Rossi dan bek Andrea Barzagli begitu lelahnya sehingga mereka tak ambil bagian dalam latihan terakhir Sabtu (30/6). Untuk kedua kalinya secara beruntun, Prandelli harus mempresentasikan strategi pertandingan kepada skuatnya lewat video karena para pemainnya tak memiliki cukup tenaga untuk melakukannya di lapangan.

Prandelli bisa meminta para pemainnya untuk memforsir serangan seperti halnya yang dilakukan Spanyol. 

Sayangnya setelah tampil selama 120 menit dan menjalani adu penalti melawan Inggris di perempatfinal, dan laga menguras fisik melawan Jerman di semifinal, Italia akhirnya kehilangan "bahan bakar" mereka saat bertemu Spanyol di partai puncak.
 

Torres Raih Sepatu Emas



Fernando Torres (Spanyol) mencetak dua gol ke gawang Rep Irlandia.
Fernando Torres (Spanyol) mencetak dua gol ke gawang Rep Irlandia. (sumber: EPA)
Satu gol serta satu assist yang dibuat Fernando Torres di babak final sudah cukup baginya untuk meraih gelar sepatu emas.

Penyerang Spanyol Fernando Torres memang memiliki koleksi gol yang sama dengan lima pemain lainnya yaitu tiga gol. Apalagi jika dibandingkan dengan striker Jerman Mario Gomez yang juga memiliki tiga gol dan satu assist.

Tapi dengan bermain sebagai pemain pengganti saat Spanyol menggasak Italia, 4-0 di final Euro 2012, Minggu (1/7), Torres berhak meraih gelar sepatu emas.

Ini karena waktu bermain Torres lebih sedikit yaitu 189 menit dibanding Gomez yang tampil selama 280 menit.

Saat ada pemain yang memiliki catatan gol yang sama, maka pemenangnya ditentukan jumlah assist yang diberikan. Jika masih sama maka waktu bermain yang lebih sedikit yang memenangkan gelar sepatu emas. Kriteria ini yang membuat Torres mendapatkan gelar sepatu emas alias pencetak gol terbanyak di Euro 2012.

Del Bosque: Ini Kemenangan Bersejarah



Selebrasi para pemain Timnas Spanyol usai menjuarai Euro 2012. (AFP)
Selebrasi para pemain Timnas Spanyol usai menjuarai Euro 2012. (AFP)
"Keberhasilan ini dalam sepak bola Spanyol adalah sesuatu yang bersejarah, dan kini kami akan menatap ke masa depan."

Spanyol menjadi salah satu tim terhebat usai menjadi tim pertama yang berhasil mempertahankan gelar Piala Eropa usai mengalahkan Italia di final Euro 2012.

Tim besutan Vicente del Bosque tak hanya menjadi tim pertama yang berhasil mempertahankan gelar Piala Eropa tapi juga yang pertama meraih tiga gelar secara beruntun di turnamen besar setelah Euro 2008 serta Piala Dunia 2010.

Setelah dituding bermain membosankan, karena tak bisa lagi memperlihatkan sepak bola indah nan menawan seperti ciri khas mereka, Spanyol menjawab tudingan itu dengan bukti di lapangan.

Kendati tak menurunkan striker di awal pertandingan, Spanyol memperlihatkan kalau mereka memang pantas menjadi juara dengan terus menekan Italia dan akhirnya berhasil menang dengan skor telak 4-0. Skor itu juga menjadi selisih skor terbesar yang pernah terjadi sepanjang final Piala Eropa.

"Setelah kami mencetak gol pertama, Italia sempat berbahaya, tapi kami berhasil bereaksi dengan baik. Kami memiliki penguasaan bola, kami menekan mereka dan permainan kami juga memiliki kedalaman, sehingga kami merasa bahagia," ujar pelatih del Bosque.

"Keberhasilan ini dalam sepak bola Spanyol adalah sesuatu yang bersejarah, dan kini kami akan menatap ke masa depan dan berusaha untuk lolos kualifikasi Piala Dunia 2014 di Brasil."

Sebaliknya Italia yang harus bermain di sisa 30 menit terakhir dengan 10 orang usai pemain pengganti ketiga Thiago Motta menderita cedera seperti kehilangan daya ledak serta momentum mereka. Padahal saat bertemu Inggris dan Jerman, Italia tampil penuh determinasi dan penuh kreasi.

"Kami harus bertemu tim yang luar biasa. Mereka adalah juara dunia. Jelas sekali, saat Anda harus bermain dengan 10 orang, pertandingan sudah selesai," ujar pelatih Italia Cesare Prandelli.

Pers Italia Tetap Puji Pemain Gli Azzuri



Striker Italia Mario Balotelli lesu seusai timnya dikalahkan Spanyol dalam laga final Euro Cup 2012 di Kiev, Ukrania, Minggu (1/7).
Striker Italia Mario Balotelli lesu seusai timnya dikalahkan Spanyol dalam laga final Euro Cup 2012 di Kiev, Ukrania, Minggu (1/7). (sumber: AFP)
Pers Italia mengakui kemenangan bersejarah Spanyol atas Italia dalam mempertahankan Piala Eropa berturut-turut.

Namun, mereka tetap memuji prestasi pemain tim nasional Italia hingga mencapai babak final.

"Terima kasih, Italia," demikian judul teras berita La Repubblica, Senin (2/7) dini hari, sambil mengakui superioritas Spanyol mengatasi Italia 4-0 di final di Kiev, Ukrania. Perfoma anak asuhan Cesare Pradelli tetap membanggakan. 

"Spanyol Hebat," tulis laman Gazetto dello sport. Media ini menilai tim Cesare Prandelli tidak mampu mengatasi kedigjayaan teknis dan fisik pasukan Iberia.

"Italia, akhir dari sebuah mimpi," demikian Corriere dello sport yang memaparkan penampilan Italia hanya efektif sampai menit ke-61 saat Thiago Motta cedera dan mereka tidak ada lagi kesempatan mengganti pemain.

"Permainan menjadi satu sisi sejak Silva mengegolkan gawang (Gianluigi) Buffon dan (Giorgio) Chiellini cedera sejak awal babak pertama," tulis repubblica.it.

Italia sempat diragukan tampil di babak puncak setelah di liga domestik dilanda skandal judi bola dan persiapan kurang baik, namun perfoma Andrea Pirlo dkk mengejutkan publik karena mereka mampu menaklukkan Inggris di perempat final dan kandidat juara lainnya, Jerman di semi final.
Sumber:AFP
 

Kampiun Euro 2012, Spanyol Lupakan Krisis



Timnas Spanyol saat merayakan gelar juara Piala Eropa 2012. (AFP)
Timnas Spanyol saat merayakan gelar juara Piala Eropa 2012. (AFP)
Dalam lautan kegembiraan yang didominasi warna merah dan kuning, para pendukung Spanyol saling berteriak, "Juara, Juara!" 

Ya, fans Spanyol patut bergembira setelah tim kebanggaan mereka sukses mencatat rekor baru menjadi satu-satunya tim yang berhasil mempertahankan gelar Piala Eropa dan menyamai catatan trofi terbanyak Piala Eropa.

Kegembiraan itu seolah melupakan krisis ekonomi yang menggayuti negeri mereka. 

Kaum tua dan muda di Madrid, ibukota Spanyol larut dalam kegembiraan menyambut gelar internasional ketiga beruntun Tim Matador. Mereka menyalakan petasan, kembang api, menyalakan klakson mobil dan mengibar-ngibarkan bendera di tangan. Apakah itu lewat jendela mobil, rumah serta di belakang motor.

Puluhan ribu orang seperti terpaku menyaksikan layar televisi raksasa di fanzone diluar Stadion Santiago Bernabeu milik Real Madrid.

"Hari ini seluruh negara bersatu dan begitupun semua orang di Euro. Soal krisis? Tak ada seorangpun yang berpikir soal krisis," ujar Miguel Revert, seorang mahasiswa 23 tahun.

"Campeones, campeones," bergema di seluruh kota. 

Ya, rakyat Spanyol seperti melupakan krisis ekonomi yang membelit mereka dengan gelar juara yang diraih La Furia Roja usai menundukkan Italia 4-0 di laga final Euro 2012.

Di pusat kota para pekerja sudah selesai membangun panggung besar untuk menyambut pahlawan mereka dari Euro. Timnas Spanyol akan disambut pesta besar-besaran saat mereka kembali tiba, Senin (2/6).

Saat pulang nanti, skuat Spanyol akan disambut Raja Juan Carlos sebelum diarak diatas bus terbuka ke jalan-jalan protokol Madrid.

Krisis ekonomi boleh mendera, tapi gelar juara Euro 2012 membuat rakyat Spanyol mendapatkan hiburan yang tidak bisa digantikan gelar lainnya.
 

Del Bosque Samai Rekor Schon



Pelatih Spanyol Vicente Del Bosque.
Pelatih Spanyol Vicente Del Bosque. (sumber: EPA)
Pelatih Spanyol Vicente del Bosque menjadi pelatih kedua yang berhasil membawa timnya meraih gelar juara Piala Eropa dan Piala Dunia.

Kemenangan atas Italia di final Euro 2012 mencatatkan sejarah tersendiri bagi Del Bosque.

Sebelum partai puncak pada Minggu (1/6), satu-satunya pelatih yang berhasil merengkuh trofi Henri Delaunay (Piala Eropa) serta Piala Dunia adalah Helmut Schon. Ia berhasil membawa Jerman Barat menjadi kampiun Eropa 1972 dan juara Piala Dunia 1974. 

Hanya tendangan penalti dari Antonin Panenka bagi Rep.Ceko yang mengagalkan Panenka meraih Piala Eropa pada 1976 silam. Padahal ketika itu Jerman yang diperkuat Franz Beckenbauer, Sepp Maier dan Paul Breitner nyaris kembali menjadi yang terbaik di Eropa.

Spanyol kini berhasil meraih catatan yang sama berkat tangan dingin Del Bosque. Sejak mengambilalih dari Luis Aragones setelah Piala Eropa 2008, keberhasilan di Euro 2012 ini membuatnya menyamai prestasi Schon.

Del Bosque sukses membawa Spanyol menjadi juara dunia - satu-satunya gelar Spanyol di Piala Dunia, dua tahun lalu di Piala Dunia Afrika Selatan. Menundukkan Belanda di final membuat Del Bosque menjadi pelatih tertua yang berhasil memenangkan gelar Piala Dunia.

Kini setelah membawa Spanyol tak terkalahkan di 20 laga kompetitif, Del Bosque sukses mempersembahkan sekaligus mempertahankan trofi Piala Eropa.

Spanyol Samai Catatan Trofi Jerman



Ilustrasi pendukung timnas Spanyol.
Ilustrasi pendukung timnas Spanyol. (sumber: AFP/Getty)
Menjadi tim pertama yang sukses mempertahankan Piala Eropa, Spanyol menyamai catatan Jerman menjadi negara yang berhasil menjadi juara dalam tiga kesempatan.

Kemenangan 4-0 atas Italia di final Euro 2012, Minggu (1/6) membuat Spanyol sukses mencetak rekor sebagai tim pertama yang berhasil mempertahankan Piala Eropa. 

Tapi Spanyol yang dibesut pelatih Vincente del Bosque juga meraih catatan baru dengan menyamai rekor milik Jerman yang sudah mengoleksi tiga trofi Piala Eropa. 

Sebelumnya skuat La Furia Roja berhasil memenangkan trofi Henri Delaunay pada 1964 di kandang mereka, Euro 2008 di Austria-Swiss dan saat ini kala Euro 2012 digelar di Polandia-Ukraina.

Catatan ini menyamai keberhasilan Jerman yang meraih gelar itu pada 1972 dan 1980 sebagai Jerman Barat dan 1996 lalu.

Tiga gelar Piala Eropa yang dimiliki Spanyol menjadikan mereka berdiri sejajar dengan Jerman sudah sudah lebih dulu melakukannya.
 

Taklukkan Italia, Spanyol Cetak Sejarah



Selebrasi pemain Spanyol menyambut gol David Silva ke gawang Italia di final Euro 2012. (AFP)
Selebrasi pemain Spanyol menyambut gol David Silva ke gawang Italia di final Euro 2012. (AFP)
Kemenangan ini membuat Spanyol mencetak sejarah baru dengan menjadi juara Piala Eropa pertama yang berhasil mempertahankan gelar mereka.
Di babak kedua Spanyol memasukkan Antonio Di Natale menggantikan Cassano.

Hanya satu menit setelah masuk ke lapangan, Di Natale langsung memperoleh peluang. Mendapatkan umpan silang dari Ignazio Abate, sundulan Di Natale sayangnya masih diatas mistar gawang Casillas.

Abate menjadi pahlawan bagi Italia di menit ke-50. Bek Italia itu berhasil mencegah peluang yang didapatkan Spanyol. Tembakan Fabregas masih bisa diselamatkan Buffon, tapi bola muntah nyaris dimanfaatkan Iniesta jika reaksi Abate kurang sigap.

Di menit ke-57, Italia memasukkan Thiago Motta dan menarik keluar Ricardo Montolivo.

Dua menit kemudian giliran pencetak gol pertama Spanyol Silva ditarik keluar digantikan Pedro Rodriguez.

Hanya empat menit setelah memasuki lapangan Motta, ditarik keluar karena cedera hamstring.

Bencana bagi Italia karena mereka hanya bermain dengan 10 pemain dalam kondisi tertinggal dua gol setelah pelatih Cesare Prandelli tak bisa memasukkan pemain pengganti untuk menempati posisi Motta karena sudah melakukan tiga pergantian pemain.
 
Saat babak pertama usai, masing-masing tim berbagi tiga tembakan tepat sasaran. Spanyol unggul penguasaan bola 53% berbanding 47%.

Memasuki 20 menit terakhir strategi Spanyol begitu terbaca. Tim Matador mencoba menguasai bola dan memanfaatkan lebar lapangan. Menghadapi Italia yang hanya bermain dengan 10 pemain, Spanyol mencoba menambahkan pundi-pundi gol mereka lewat keunggulan jumlah pemain.

Di menit ke-75 Fernando Torres masuk menggantikan Fabregas.

Torres berhasil menambah keunggulan bagi Spanyol menjadi 3-0 pada menit ke-84. 

Menerima umpan dari Xavi, Torres berhasil menjebol gawang Buffon dan mencatatkan diri sebagai pemain pertama yang mencetak gol di dua partai final Piala Eropa yang berbeda.

Pada menit ke-86, Juan Mata masuk menggantikan Andres Iniesta.

Hanya dua menit setelah masuk ke lapangan, Mata langsung mencetak gol. Tembakan jarak dekat dari Mata usai menerima umpan dari Torres mengubah skor menjadi 4-0.

Sayangnya hingga 90 menit pertandingan, kedudukan tetap 4-0 bagi Spanyol.

Kemenangan 4-0 bagi Spanyol ini menjadi sejarah karena menjadi margin kemenangan terbesar sepanjang Piala Eropa.

Kemenangan ini membuat Spanyol mencetak sejarah baru dengan menjadi juara Piala Eropa pertama yang berhasil mempertahankan gelar mereka. Tim Matador juga berhasil menjadi negara pertama yang sukses merebut gelar juara secara beruntun.
 

Spanyol Unggul Lewat Silva dan Alba



Selebrasi pemain Spanyol menyambut gol David Silva ke gawang Italia di final Euro 2012. (AFP)
Selebrasi pemain Spanyol menyambut gol David Silva ke gawang Italia di final Euro 2012. (AFP)
Tampil cepat, Spanyol sudah unggul saat pertandingan memasuki menit ke-14 lewat gol dari Jordi Alba.

Sejak peluit ditiupkan Spanyol langsung tampil menekan. Hingga 10 menit pertama Italia belum bisa keluar dari kepungan La Furia Roja. 

Bahkan pada menit ke-8 para pendukung Spanyol sudah meneriakkan Ole, Ole!

Spanyol akhirnya membuka keunggulan pada menit ke-14. 

Umpan terobosan dari Andres Iniesta berhasil dikuasai Cesc Fabregas. Gelandang Barcelona ini kemudian melepaskan umpan ke mulut gawang yang langsung ditanduk David Silva ke tiang jauh, 1-0 bagi Spanyol.

Setelah tertinggal satu gol, Italia balik menekan. 

Tendangan bebas dari Pirlo hanya berbuah tendangan sudut. Sementara itu sepak pojok kembali dari Pirlo masih bisa dihalau Iker Casillas.

Menariknya Spanyol selalu menang jika mencetak gol lebih dulu dalam 61 pertandingan terakhir sejak mengalahkan Irlandia Utara pada September 2006.

Spanyol rupanya berusaha membuktikan kalau penampilan mereka tidaklah membosankan seperti tudingan beberapa pihak.

Di menit ke-21, Giorgio Chiellini harus keluar lapangan. Posisinya Chiellini digantikan Federico Balzareti.

Italia mencoba menyamakan kedudukan dengan memberikan bola-bola tinggi ke gawang Spanyol. Kendati beberapa kali mengancam lewat Ignazio Abate, Mario Balotelli atau Antonio Cassano, tak satupun peluang itu yang berhasil membuahkan gol.

Keasyikan menyerang, Italia justru harus kembali kebobolan.

Spanyol justru berhasil unggul dua gol lewat aksi Jordi Alba pada menit ke-41. Menerima umpan terobosan dari Xavi Hernandes, bek kiri Barcelona itu lolos dari kawalan bek Italia dan berhasil mencocor bola ke gawang Buffon, 2-0 bagi Spanyol.

Hingga peluit ditiupkan wasit, kedudukan tetap 2-0 bagi keunggulan Spanyol.
 

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.