Mengenal Secara Singkat Penulisan Editorial
Koran Kompas. (sumber: Kompas) |
Karena bukan merepresentasikan pandangan penulis melainkan pandangan dari suatu surat kabar, maka ciri khas pada editorial adalah tidak mencantumkan nama penulisnya. Oleh karenanya akan terlihat kurang meyakinkan jika kita menggunakan kata-kata seperti, “Menurut pendapat saya”, pengunaan kalimat itu akan memperlemah argumen kita. Kita perlu mengingat bahwa surat kabar merupakan saluran suara dari masyarakat, sedangkan editorial merupakan saluran suara dari surat kabar.
Pemilihan isu editorial dilakukan oleh editorial board, yang biasanya terdiri dari beberapa editor papan atas (yang sudah mumpuni). Para editorial board inilah yang nantinya akan merencanakan hingga kemudian memutuskan untuk setiap editorial yang muncul pada surat kabar. Pada beberapa surat kabar, setelah editorial board memilih isu tertentu mereka akan menentukan editor ataupun penerbit mana yang akan menuliskan isu tersebut dengan berbasis pada pengamatan dan penelitian.
Dalam menyeleksi isu dan menentukan di mana posisi mereka terhadap suatu isu, di antara para anggota pasti memunculkan perdebatan sengit. Untuk mendinginkan suasana agar tidak mengakibatkan kemarahan antara anggota yang satu dengan yang lainnya, beberapa anggota perlu menjadwalkan pertemuan untuk mendiskusikan isu yang akan ditulis, menentukan posisi surat kabar dalam berbagai macam topik, dan melakukan kesepakatan. Salah satu strategi yang efektif adalah melakukan brainstorming.
Brainstorming mendorong para anggota untuk mengeluarkan ide-ide kritis mereka sebanyak mungkin. Dengan brainstorming ini melunakkan sifat individual mereka untuk melebur ke dalam kelompok, proses ini juga mempermudah anggota untuk menghasilkan ide dan menunjukkan arah topik yang leih spesifik.
Secara umum untuk menuliskan editorial dirumuskan dalam 4 langkah, yaitu:
1. Dari awal kita telah menguraikan masalah dan menunjukkan posisi kita
2. Mendiskusikan pandangan yang berlawanan
3. Memperkuat posisi kita lewat bukti yang detail
4. Menyimpulkan
1. Dari awal kita telah menguraikan masalah dan menunjukkan posisi kita
2. Mendiskusikan pandangan yang berlawanan
3. Memperkuat posisi kita lewat bukti yang detail
4. Menyimpulkan
Sedangkan tujuan editorial dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Menjelaskan suatu informasi. Karena bertujuan untuk menjelaskan, maka editorial ini akan menjelaskan atau menginformasikan daripada menyampaikan sebuah sudut pandang. Dalam penulisan editorial , prinsip menjelaskan yang baik adalah kejelasan, kesempurnaan, dan ketepatan. Umumnya tidak hanya menjelaskan, editorial juga memusatkan pada informasi. Ketika editorial menjelaskan sebuah topik seperti kenaikan harga BBM, akan lebih efektif bila menjelaskan apa yang sedang terjadi, memberikan deskripsi yang lengkap mengenai penyebabnya, dan menekankan kepentingan topik itu bagi publik.
1. Menjelaskan suatu informasi. Karena bertujuan untuk menjelaskan, maka editorial ini akan menjelaskan atau menginformasikan daripada menyampaikan sebuah sudut pandang. Dalam penulisan editorial , prinsip menjelaskan yang baik adalah kejelasan, kesempurnaan, dan ketepatan. Umumnya tidak hanya menjelaskan, editorial juga memusatkan pada informasi. Ketika editorial menjelaskan sebuah topik seperti kenaikan harga BBM, akan lebih efektif bila menjelaskan apa yang sedang terjadi, memberikan deskripsi yang lengkap mengenai penyebabnya, dan menekankan kepentingan topik itu bagi publik.
2. Meyakinkan pembaca, Secara umum editorial yang bertujuan meyakinkan pembaca menawarkan solusi yang spesifik atas suatu permasalahan yang dirasakan. Editorial ini lebih mengutamakan tindakan yang sesegera mungkin daripada memahami situasi yang terjadi. Misalnya bila editorial memberitakan mengenai sebuah sekolah yang tengah mengalami kontoversi , maka editorial jenis ini akan menawarkan kesempatan untuk berkompromi.
3. Menilai peristiwa. Editorial ini berfokus pada tindakan atau situasi yang dianggap oleh editor sebagai sesuatu yang salah dan memerlukan perbaikan atau pun sesuatu yang patut dipuji. Jika editorial melakukan kritik, maka itu haruslah kritik yang membangun. Ketika mengkritik, kita berkewajiban untuk memberikan alternatif solusi. Bila penulis memberikan kritik terhadap lambannya penanganan dan idetifikasi korban pesawat sukhoi, maka penulis harus memberikan solusi seperti perbaikan medan yang sulit dijangkau, pelaksanaan identifikasi lewat jalur dara yang lebih cepat, dan sebagainya.
Jika kita memuji suatu hal, maka harus ada alasan yang jelas mengapa kita melakukannya. Seperti ketika surat kabar memuji kinerja pemerintah atas korban pesawat sukhoi, penulis editorial ini memberikn alasan berupa cekatan dan tanggapnya pemerintah dalam mengidentifikasi korban.
Halaman editorial surat kabar mempunyai sedikitnya empat komponen, di antaranya meliputi editorial surat kabar itu sendiri, kartun editorial, kolom, dan surat bagi editor. Kartun editorial merupakan gambaran isu yang hendak disampaikan surat kabar melalui bentuk gambar yang lebih menarik, interaktif, dan karena kata-katanya terdapat sindiran atau pun hal-hal yang membuat pembaca merasa geli. Kartun editoial memiliki kekuatan yang lebih dalam menarik perhatian pembaca dalam sekejap, namun kelemahannya terletak pada pesan yang disampaikan terkadang sulit ditangkap oleh pembaca. Saat memilih kartun yang ditampilkan, yang perlu diperhatikan adalah pembaca dapat menangkap maksud dari pesan yang hendak disampaikan. Kartun ini harus selalu aktual dan digambarkan dengan baik.
Untuk bagian kolom, biasanya ditulis oleh mereka yang biasa disebut sebagai kolumnis. Kolumnis ini merupakan penulis yang sudah terkenal dalam bidangnya. Tentu saja mereka sengaja dibayar untuk menulis di kolom. Misalnya saja Sujiwo Tejo yang mengisi kolom kebudayaan. Beliau memang sudah terkenal sebagai budayawan, maka tulisannya untuk kolom budaya akan membantu kredibilitas surat kabar tersebut.
Anggota editorial surat kabar memiliki tanggung jawab untuk menciptakan hubungan timbal balik antara pembaca dan surat kabar yang bersangkutan. Agar pembaca dapat berpartisipasi menyalurkan aspirasinya, surat kabar seharusnya menyediakan ruang bagi pembacanya untu berdialog. Tangapan dari pembaca dapat diberikan melaui dua cara, pertama melalui surat kepada editor, di Indoneia menyebutnya surat pembaca . Surat kepada editor dapat beupa tanggapan atas hal atau isu terhadap surat kabar edisi sebelumnya maupun isu yang sedang terjadi. Bila terjadi kesalahpahaman atas suatu fakta, tanggapan dari pembaca kemudian direspon balik oleh surat kabar tersebut. Bagaimanapun surat itu ditulis oleh pembaca tidak boleh mendapatkan komentar apa pun dari anggota editorial. Banyaknya surat yang masuk merupakan hal positif karea menunjukkan bhwa pembaca bear-benar membaca surat kabar tersebut dan menggunakan halaman op-ed dengan sebagaimana mestinya.Cara kedua melalui opinion features dengan menuliskan opini mereka dalam bentuk features.
Apabila dalam surat kabar mengandung lebih dari satu halaman opini , maka halaman itu disebut sebgagai op-ed(opposite editorial). Pada abad ini, halaman op-ed memiliki dua fungsi. Fungsi pertama sebagai pendamping halaman editorial, menunjukkan halaman bernomor ganjil setelah halaman editorial. Untuk surat kabar New York World, halaman ini juga digunakan sebagai penampung kelebihan kolom berita dan cuplikan interpretatif lain dari halaman editorial.
Fungsi kedua adalah sesuai dengan namanya yang berarti editorial yang berlawanan, halaman ini dipandang oleh para editor sebagai sisi yang berlawanan dari isu-isu yang terdapat dalam pandangan konservatif pada halaman editorial itu sendiri.